Korban Tewas Gedung 30 Lantai di Bangkok Runtuh Akibat Gempa Jadi 32 Jiwa, 62 Orang Masih Hilang

BMA melaporkan total 103 korban dari insiden gedung 30 lantai runtuh akibat gempa. Dari jumlah tersebut, 32 orang dipastikan meninggal dunia, sembilan orang luka-luka, dan 62 orang masih hilang.

oleh Tanti Yulianingsih Diperbarui 12 Apr 2025, 21:15 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2025, 21:15 WIB
Gedung yang Masih Dalam Proses Pembangunan di Thailand Ambruk
Tim penyelamat berupaya mencari korban di sebuah lokasi bangunan yang runtuh di Bangkok pada tanggal 28 Maret 2025, setelah gempa bumi dahsyat mengguncang Myanmar tengah. (Lillian SUWANRUMPHA/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Bangkok - Sebanyak 32 orang dipastikan meninggal dunia, sementara 62 lainnya masih hilang menyusul runtuhnya gedung 30 lantai di Distrik Chatuchak, Bangkok, demikian dilaporkan oleh Bangkok Metropolitan Administration (BMA) pada 12 April.

Gedung State Audit Office (SAO) atau Kantor Audit Negara yang sedang dibangun di Jalan Kamphaeng Phet 2 runtuh pada 28 Maret akibat dampak gempa bermagnitudo 8,2 (sejumlah media menyebut kekuatannya M7,7) di dekat Mandalay, Myanmar, yang menjebak lebih dari seratus pekerja di dalamnya.

"Dua jenazah lagi ditemukan di Zona C pada 11 April, hari ke-15 misi pencarian dan penyelamatan, kata seorang pejabat kota.

BMA melaporkan total 103 korban dari insiden tersebut. Dari jumlah tersebut, 32 orang dipastikan meninggal dunia, sembilan orang luka-luka, dan 62 orang masih hilang.

Di area depan gedung yang runtuh, petugas dari Divisi Ilmu Forensik, Departemen Investigasi Khusus, Departemen Pekerjaan Umum dan Perencanaan Kota & Daerah, bersama dengan perwakilan dari China Railway No. 10 – salah satu kontraktor gedung SAO – memasuki lokasi untuk melakukan inspeksi pada tanggal 12 April.

Suriyachai Rawiwan, direktur Kantor Pencegahan dan Mitigasi Bencana, mengatakan bahwa petugas masih belum dapat mengakses area tempat sinyal cahaya terdeteksi pada tanggal 11 April, seraya menambahkan bahwa penggalian di bawah fondasi mungkin diperlukan.

"Ada kendala dalam operasi: lempengan beton tebal dengan berat lebih dari 10 ton, serta tulangan baja. Area di atas juga curam, menimbulkan kekhawatiran bahwa lempengan itu bisa runtuh. Petugas akan bertemu hari ini untuk membahas langkah-langkah keselamatan selama operasi,” kata Suriyachai.

Suriyachai menambahkan bahwa udara telah dipompa ke dalam rongga untuk membantu calon korban selamat bernapas. Namun, ia mengonfirmasi bahwa sejauh ini tidak ada tanda-tanda vital yang terdeteksi dan hanya cahaya yang berkedip yang terlihat.

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya