Liputan6.com, Jakarta - Setelah Indonesia, fenomena perburuan koin Jagat bikin heboh Thailand. Polisi setempat telah memperingatkan pengguna aplikasi Jagat yang berbagi lokasi bahwa mereka dapat menghadapi tuntutan pelanggaran dan membahayakan keselamatan pribadi dalam perburuan koin untuk mendapatkan hadiah uang tunai tersebut.
Melansir Bangkok Post, Kamis (23/1/2025), peringatan itu dirilis Komisaris Biro Investigasi Kejahatan Dunia Maya Thailand, Letnan Jenderal Polisi Trairong Phiwpan. Ia mengatakan, pengguna aplikasi Jagat yang mencoba menemukan koin fisik untuk mendapat hadiah uang tunai berisiko memasuki properti orang lain tanpa izin.
Advertisement
Baca Juga
Pelanggaran itu dapat dijatuhi hukuman penjara maksimum lima tahun dan/atau denda hingga 100 ribu baht, atau sekitar Rp48 juta. Pengguna juga secara tidak langsung berisiko membagikan data pribadi dan lokasi mereka, yang mungkin diakses penjahat, kata kepala polisi siber.
Advertisement
Peringatan itu dirilis menyusul keluhan bahwa beberapa pengguna aplikasi koin Jagat telah memasuki properti pribadi dan meninggalkan tumpukan tanah di tempat umum saat berusaha keras menggali koin, yang dapat mereka gunakan untuk mengklaim hadiah uang tunai sebesar 500 hingga 200 ribu baht, atau sekitar Rp239 ribu--Rp96 juta.
Wakil Kepala Divisi Patroli dan Operasi Khusus Thailand (PSD), Letnan Kolonel Polisi Wasuthep Jai-in, meminta orang-orang berhenti menggunakan aplikasi koin Jagat. Ia mengatakan, hadiah dari aplikasi tersebut diduga berasal dari akun-akun kriminal dan penerimanya mungkin menghadapi penyelidikan pencucian uang.
Polisi Cari Orang yang Menaruh Koin
Wasuthep mengklaim, aplikasi tersebut berasal dari Indonesia dan dioperasikan 17 orang asing yang berdomisili di sini, serta Singapura dan Vietnam. Perburuan koin diluncurkan di Thailand pada 15 Januari 2025 dengan koin-koin fisik yang dilaporkan disembunyikan di Bangkok, Chiang Mai, Chiang Rai, Pattaya, dan Phuket.
"Polisi sedang mencari orang-orang yang awalnya menaruh koin-koin tersebut," katanya. Komandan PSD, Mayor Jenderal Polisi Worawit Yanachinda, memerintahkan peningkatan patroli untuk mencegah pelanggaran oleh pemburu koin Jagat dan kemungkinan kejahatan terhadap mereka.
Ia mengatakan, pengguna aplikasi harus membayar untuk mendapatkan petunjuk khusus mengenai koin fisik. Salah satu petunjuk tersebut telah menyebabkan banyak orang mendatangi daerah Silom di Bangkok, yang menyebabkan gangguan besar bagi penduduk setempat, kata PSD.
Yanachinda juga memperingatkan bahwa para pemburu koin yang pergi ke lokasi yang direkomendasikan pada malam hari mungkin diserang penjahat. Aksi perburuan koin di Thailand awalnya ditetapkan berlangsung selama 30 hari, tapi mungkin tidak akan berlangsung selama itu, karena polisi mengetahuinya dan dapat mengambil tindakan, sebut Yanachinda.
Advertisement
Koin Jagat di Indonesia
Tidak jauh berbeda dari Thailand, aksi berburu koin Jagat di Indonesia berimbas pada rusaknya sejumlah fasilitas umum. Terkait hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Republik Indonesia memanggil Co-Founder Jagat, Barry Beagen.
Wakil Menteri Komdigi, Angga Raka Prabowo, mengungkap bahwa pihaknya menerima banyak laporan dari masyarakat dan instansi terkait aktivitas "Berburu Koin" di aplikasi Jagat. "Karena itu, kami berkomunikasi dengan pihak Jagat untuk mendapat keterangan, sert mendorong pengembangan dan penggunaan platform digital berdampak positif ke masyarakat," kata Angga di Kantor Komdigi, Rabu, 15 Januari 2025, lapor kanal Tekno Liputan6.com.
Menanggapi itu, Barry Beagen menyampaikan permohonan maaf pada masyarakat atas dampak negatif dari fitur "Berburu Koin." "Berdasarkan diskusi konstruktif dengan Komdigi, kami akan mengubah format 'Coin Hunt' menjadi 'Misi Jagat' untuk mendorong pengguna berkontribusi bagi ruang publik dan fasilitas umum," ujar dia.
Barry menyebut, perubahan fitur baru Jagat dijanjikan berlangsung dalam waktu tiga hari sejak pernyataannya. Selama masa transisi, tidak akan ada koin yang bisa diburu di aplikasi.
Bisa Bikin Stres
Selain itu, aplikasi Jagat akan menyediakan kanal resmi bagi pemerintah dan masyarakat melaporkan kerusakan fasilitas publik. Barry mengatakan, "Dengan lebih dari 1 juta pengguna aktif di Indonesia dan 200 ribu pengguna baru setiap harinya, kami percaya 'Misi Jagat' akan meningkatkan kualitas ruang publik melalui partisipasi aktif generasi muda."
Di sisi lain, psikolog Anna Surti Ariani mengatakan bahwa permainan Koin Jagat bisa berdampak stres bagi pemain. "Perburuan koin ini bagaimanapun menciptakan stres, baik itu stres positif, karena jadi semangat mencari, atau stres negatif, karena jadi tidak bisa memikirkan yang lain selain mencari koin," kata Nina, dilansir kanal Health Liputan6.com dari Antara.
Seperti layaknya koin yang punya dua sisi, permainan koin Jagat memiliki dampak positif dan negatif. Nina mengatakan, permainan ini mengajak penggunanya untuk tangguh dan kreatif. Lalu, permainan ini menimbulkan harapan, terutama pada orang yang merasa hidupnya begitu-begitu saja.
Di sisi lain, Nina mengatakan, permainan tersebut membuat pemain cenderung emosional, serta egois, karena hanya melakukan hal yang menguntungkan dirinya. "Ada pula yang memang tidak menghormati fasilitas umum, tidak peduli pada kegunaannya bagi masyarakat," ia menyambung.
Advertisement