6 Fakta Menarik Gunung Mundo Perdido di Timor Leste yang Dulunya Tempat Persembunyian Gerilyawan

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Mundo Perdido yang memiliki ketinggian 1.763 meter di atas permukaan laut (mdpl) adalah salah satu gunung di kawasan Timor Leste. Gunung ini menawarkan pendakian satu hari yang indah, meskipun mencapai puncaknya yang sebenarnya mungkin jauh lebih sulit.

Gunung ini kurang dikenal oleh para pendaki dan jarang dikunjungi. Bahkan Lonely Planet hanya menyebutkan gunung ini secara singkat tanpa adanya informasi mendetail.

Mengutip laman Gunung Bagging, pada Kamis, 20 Februari 2025, waktu terbaik dalam setahun untuk mendaki gunung yang ada di Timor Leste adalah Agustus – Oktober saat awan di gunung paling sedikit. Sisi selatan Timor menerima curah hujan lebih tinggi daripada sisi utara, dan gunung-gunung yang menghadap ke selatan tertutup awan bahkan di musim kemarau.

Masih banyak hal mengenai Gunung Mundo Perdido selain lokasi dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Mundo Perdido yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Bagian Kawasan Hutan Lindung

Gunung Mundo Perdido adalah Kawasan Hutan Lindung yang terdiri dari pegunungan yang terisolasi dan mencakup area hutan pegunungan tropis berkanopi tertutup terbesar yang tersisa di Pulau Timor Leste. Lereng atas telah dilindungi dari pertanian oleh medan batu kapur karst yang curam dan berbatu.

Gunung ini ditetapkan sebagai 'Kawasan Burung Menarik' dengan sekitar 63 spesies yang tercatat. Gunung Mundo Perdido juga dianggap sebagai salah satu dari tiga situs terpenting untuk konservasi anggrek di Timor Leste. 

Mundo Perdido merupakan nama yang berasal dari bahasa Portugis. Secara harfiah artinya adalah 'Dunia yang Hilang'. Nama tersebut tampaknya berasal dari orang Portugis awal ketika mereka pertama kali menemukan gunung yang tertutup kabut, seperti kebanyakan gunung di Timor Leste selama sebagian besar tahun.

3. Titik Awal Pendakian

Gunung Mundo Perdido terletak di sebelah barat Gunung Matebean dengan pemandangan Matebean yang spektakuler di kejauhan. Bagi mereka yang berniat mendaki Matebean, perjalanan singkat ke Mundo Perdido sangat direkomendasikan.

Mundo Perdido dicapai melalui jalan Baucau-Viqueque, yang sekarang rusak parah. Bacau-Ossu sekitar 3 jam perjalanan darat. Akomodasi tersedia di sebelah selatan Ossu sebelum Loihuno. Wisma Loihuno menilai dirinya sebagai 'eco-lodge' (50 dolar AS per kamar).

Saat itu penuh dengan orang Australia yang mengenang perlawanan Sparrow Force terhadap Jepang selama Perang Dunia II. Anda tetap bisa menginap di wisma terdekat yang dikelola warga, meski sederhana tetapi cukup memadai dengan tempat double untuk dua orang dan disediakan sarapan.

Kebanyakan orang di Ossu berbicara sedikit bahasa Indonesia. Anda dapat berkomunikasi dengan kebanyakan orang di Timor Leste dalam bahasa Indonesia yang dipelajari selama pendudukan Indonesia dan sekarang dari TV Indonesia.

Hanya sedikit orang di luar kota-kota utama yang berbicara bahasa Portugis. Bahasa Portugis diperkenalkan di sekolah-sekolah sebagai bahasa nasional selain Bahasa Inggris. 

5. Dulunya Tempat Persembunyian Gerilya 

Seperti gunung-gunung lain di Timor Leste, Mundo Perdido adalah tempat persembunyian gerilya selama pendudukan Indonesia. Seorang warga lokal pemilik penginapan bercerita bahwa ia adalah seorang pejuang gerilya yang menghabiskan waktu bertahun-tahun di pegunungan bersama para pejuang perlawanan.

Hal ini diketahui sejumlah foto yang dipajang di rumah warga tersebut. Sebuah gua, di gunung terdekat, beberapa kilometer selatan Ossu ke arah timur adalah salah satu tempat persembunyian tersebut dan sekarang sedang dikembangkan sebagai tempat peringatan bagi mereka yang terbunuh selama perlawanan.

Sebelum memulai pendakian, sebaiknya beli air dan makanan ringan di pasar desa di Ossu. Di titik ini (sekitar 950 mdpl) terdapat padang rumput sapi terbuka di sebelah barat, di bawah Gunung Mundo Perdido.

Berkendara sedekat mungkin dengan kaki gunung dan mulailah pendakian dari sini. Direkomendasikan untuk menggunakan pemandu lokal, Anda bisa meminta pemilik penginapan untuk mengatur atau menyewakan mobil di rumah-rumah desa terdekat di awal pendakian dengan biaya 20 dolar AS per pemandu.

Awal jalur pendakian akan sulit ditemukan tanpa pemandu. Selain itu, ketahuilah bahwa mudah tersesat di gunung tanpa pemandu jika terjadi awan tebal. Jalur pendakian mengarah ke atas, di sisi kanan dan memeluk, singkapan batu kapur karst yang sangat besar.

Jalur pendakian itu sendiri menanjak dari batu pecah, melalui hutan, dan lainnya tetapi tidak terlalu sulit. Perjalanan pulang pergi memakan waktu sekitar 6-7 jam, karena itu siapkan fisik yang prima.