Liputan6.com, Jakarta - PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) baru saja menandatangani perjanjian kerja sama pada Jumat, 21 Februari 2025, dengan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, terkait pelayanan penerbangan jemaah haji Indonesia periode 2025. Itu menjadi langkah awal dalam memastikan kelancaran perjalanan ibadah haji bagi jemaah Indonesia.
Â
Advertisement
Baca Juga
Dalam rilis yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com, Selasa (25/2/2025), Lion Air akan melayani penerbangan haji 2025 dari dua embarkasi utama di Indonesia, yaitu Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman, Sumatera Barat, dan Bandara Internasional Syamsudin Noor, Banjarmasin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Lion Air pun mengikuti sistem pemberangkatan dan pemulangan jemaah yang ditentukan untuk memastikan kelancaran perjalanan.
Advertisement
Pada Gelombang I, jemaah diberangkatkan ke Madinah dan dipulangkan melalui Jeddah. Sementara pada Gelombang II, jemaah haji diberangkatkan ke Jeddah dan dipulangkan melalui Madinah. Lion Air diperkirakan akan mengangkut 11.762 jemaah haji, dengan rincian 6.293 orang jemaah dari Embarkasi Padang (PDG) dan 5.469 orang jemaah dari Embarkasi Banjarmasin (BDJ).
Lion Air menyiapkan empat armada pesawat berbadan lebar generasi modern dan berusia muda (rata-rata 5--7 tahun), yaitu Airbus 330-300CEO dan Airbus 330-900NEO, yang berkapasitas 436 kursi. Pesawat ini dilengkapi dengan fitur kenyamanan terbaik, termasuk kabin yang luas, serta kursi ergonomis yang dirancang untuk memastikan kenyamanan selama penerbangan jarak jauh.
Selain itu, Lion Air mempersiapkan kru pesawat yang profesional, termasuk pilot, awak kabin, dan teknisi, yang telah menjalani pelatihan ketat sesuai standar operasional prosedur (SOP) penerbangan haji. Makanan dan minuman selama penerbangan juga telah dipersiapkan dengan memperhatikan aspek nutrisi dan preferensi jemaah.
Perdana Melayani Penerbangan Jemaah Haji dari Indonesia
Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, menyatakan bahwa dengan kerja sama tersebut, Lion Air mencetak sejarah untuk pertama kalinya melayani penerbangan jemaah haji Indonesia. "Pertama kali untuk Indonesia," katanya kepada Lifestyle Liputan6.com.
Ia menyatakan bahwa Lion Air berpengalaman lebih dari 13 tahun dalam melayani penerbangan umrah dari 10 kota di Indonesia ke Arab Saudi. Selain itu, Lion Air telah mendukung penerbangan haji dari 35 embarkasi global, termasuk Almaty (Kazakhstan), Tashkent (Uzbekistan), Dhaka (Bangladesh), Nairobi (Kenya), hingga Lagos (Nigeria).
"Pengalaman ini menjadi landasan kuat bagi Lion Air dalam memberikan layanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia," sambungnya
Komitmen Lion Air untuk memberikan layanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia. Kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah dan masyarakat menjadi motivasi dan langkah bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas layanan, baik dari segi keselamatan, kenyamanan, maupun ketepatan waktu.
"Pada 2024, Lion Air mencatatkan OTP rata-rata 95 persen, mencerminkan dedikasi dan profesionalisme dalam operasional penerbangan haji," klaim Danang.
Advertisement
DPR Harap Lion Air Tekan Keterlambatan di Musim Haji
Sebelumnya, Anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Mahdalena menyambut positif bergabungnya Lion Air sebagai maskapai penerbangan untuk jemaah haji asal Indonesia. Ia meyakini Lion Air bakal mengurangi potensi keterlambatan penerbangan yang selama ini menjadi kendala laten dalam penyelenggaraan ibadah haji.
"Kehadiran Lion Air di samping Garuda Indonesia dan Arab Saudi Airlines akan meningkatkan armada penerbangan bagi jemaah haji asal Indonesia, sehingga kita harapkan mengurangi potensi keterlambatan jadwal penerbangan menuju atau dari Tanah Suci sehingga jemaah akan kian nyaman," ujar Mahdalena, Sabtu, 4 Januari 2025.
Dia mengatakan persoalan delay pesawat kerap mengganggu jadwal keberangkatan maupun kepulangan jemaah haji Indonesia dari Tanah Suci. Terkadang delay pesawat berlangsung berjam-jam yang membuat jemaah tidak nyaman, terutama bagi jemaah lansia.
"Maka kita berharap dengan penambahan armada dari Lion Air, potensi delay bisa kita tekan," kata Mahdalena.
Ia pun meminta agar maskapai penerbangan milik Wakil Ketua MPR dari Fraksi PKB Rusdi Kirana itu memberikan harga yang kompetitif. "Kalau harga yang ditawarkan lebih tinggi dari Garuda dan Saudi Airlines, ya bisa tidak dipakai lagi," kata Mahdalena.
Kemenag Kritik Kinerja Garuda Indonesia pada Musim Haji 2024
Sementara, Maskapai Garuda Indonesia tercatat mengalami keterlambatan/penundaan penerbangan (delay) yang membuat jemaah haji Indonesia tertahan selama 28 jam saat akan pulang ke Tanah Air. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief mengatakan kinerja maskapai Garuda Indonesia pada penyelenggaraan haji tahun 2024 sangat buruk.
"Delay lagi dan lagi. Berulang terus. Kita nilai kinerja Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk, tidak profesional," ujar dia, Senin, 8 Juli 2024, dilansir dari Antara.
Dia mengatakan, keterlambatan penerbangan Garuda Indonesia dialami oleh jemaah haji Kelompok Terbang (Kloter) 9 Embarkasi Balikpapan (BPN-09). Sebelumnya, jemaah haji Kloter 3 Embarkasi Kualanamu (KNO-03) juga mengalami delay selama 12 jam.
Keterlambatan yang dialami BPN-09 ini menjadi yang terlama dalam fase operasional haji 1445 Hijriah/2024 Masehi, karena lebih dari satu hari. Pihaknya menyatakan bahwa Kemenag akan melayangkan protes keras terhadap Garuda atas kinerja yang dinilai sangat buruk ini.
"Kita protes keras Garuda Indonesia atas kembali terjadinya delay penerbangan jamaah haji Indonesia pada fase pemulangan," kata Hilman.
Sebanyak 324 orang BPN-09 berasal dari Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Mereka seharusnya pulang ke tanah air pada 6 Juli 2024, pukul 13.40 waktu Arab Saudi (WAS).
Â
Advertisement
