Liputan6.com, Jakarta - Lion Air secara resmi ditunjuk Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah untuk menjadi salah satu maskapai yang melayani penerbangan haji di musim haji 1446H/2025. Maskapai yang dimiliki Wakil Ketua MPR RI Rusdi Kirana itu pun menyiapkan pesawat berbadan lebar, Airbus A330-300CEO dan Airbus A330-900NEO, yang selama 13 tahun digunakan untuk melayani rute non-stop umrah.
Lion Air total memiliki 12 pesawat berjenis Airbus A330 untuk melayani penerbangan jarak jauh. Tidak disebutkan berapa pesawat yang akan dioperasikan dalam melayani penerbangan haji asal Indonesia dari embarkasi Padang (PDG) dan Banjarmasin (BDJ) pada tahun ini. Rata-rata usia pesawat masih muda, berkisar antara 5 hingga 7 tahun, sehingga memberikan performa optimal dan efisiensi bahan bakar yang lebih baik.
Baca Juga
Menurut Corporate Secretary Strategic Lion Air Danang Mandala Prihantoro, ada sejumlah kelebihan menggunakan pesawat jenis Airbus A330. Pertama adalah kursi yang ergonomis dengan jarak antarkursi yang lega.
Advertisement
Airbus A330 memiliki 436 kursi kelas ekonomi yang dirancang dengan jarak antarkursi sesuai dengan panjang kaki masyarakat Asia, termasuk Indonesia, sehingga memberikan kenyamanan maksimal saat perjalanan panjang. Desain kursinya memungkinkan jemaah melaksanakan shalat dengan nyaman selama penerbangan.
"Sebelumnya, jenis pesawat ini telah berpengalaman melayani penerbangan haji di Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan dan Asia Barat. Jemaah dari wilayah tersebut memiliki postur tubuh yang lebih tinggi, namun tetap mendapatkan ruang kaki yang lega dan nyaman," klaim Danang dalam rilis yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com, beberapa waktu lalu.Â
Â
Fasilitas di Kabin Pesawat
Berikutnya terkait fasilitas kabin. Danang menyatakan bahwa sistem pencahayaan yang canggih dapat disesuaikan penumpang untuk memberikan kenyamanan. Bentuk jendela lebih besar yang memungkinkan jemaah menikmati pemandangan lebih luas.
"Desain dinding kabin (side wall) yang memberikan kesan ruang lebih lapang. Sementara, kompartemen bagasi kabin luas, memudahkan penyimpanan barang bawaan," katanya.
Dengan daya jelajah jauh, jemaah juga dapat terbang langsung ke Jeddah, Arab Saudi, tanpa perlu transit. Durasi penerbangan rata-rata 8 hingga 12 jam, tergantung dari kota keberangkatan.
Pesawat itu juga dilengkapi dengan delapan toilet yang bersih dan mudah diakses. Sementara, teknologi peredam suara menjadikan kabin lebih tenang, memberikan kenyamanan ekstra bagi jemaah selama perjalanan.
"Kru pesawat dilatih secara profesional dan memiliki kemampuan berbahasa daerah, sehingga dapat membantu jemaah dari berbagai wilayah di Indonesia," kata Danang lagi.
Pada Gelombang I, jemaah diberangkatkan ke Madinah dan dipulangkan melalui Jeddah. Sementara pada Gelombang II, jemaah haji diberangkatkan ke Jeddah dan dipulangkan melalui Madinah. Lion Air diperkirakan akan mengangkut 11.762 jemaah haji, dengan rincian 6.293 orang jemaah dari Embarkasi Padang (PDG) dan 5.469 orang jemaah dari Embarkasi Banjarmasin (BDJ).
Advertisement
Kemenag Gandeng Garuda Indonesia Layani Penerbangan Jemaah Haji
Menyusul penandatangan MoU dengan maskapai Lion Air, Kementerian Agama (Kemenag) resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang Pengangkutan Udara Jemaah Haji Reguler dan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Tahun 1446 H/2025 M dengan maskapai penerbangan Garuda Indonesia pada Kamis, 27 Februari 2025 (27/2/2025).
Proses penandatanganan dilakukan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Hilman Latief dan Direktur Utama PT. Garuda Indonesia Wamildan Tsani di Ruang Sidang I Ditjen PHU Kantor Kementerian Agama Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4, Jakarta.
Dilansir dari situs resmi Kemenag, Sabtu, 1 Maret 2025, Hilman menyatakan penandatangan MoU tersebut melalui proses panjang dan cukup dinamis. Ia menyebut pihaknya harus bernegosiasi dengan tiga maskapai berbeda dengan tiga karakter yang berbeda. "Ini sebuah pekerjaan dan pengalaman yang baru, dan juga tantangan buat kita semua," ujar Hilman.
Setelah MoU ditandatangani, pihaknya akan memantau hal-hal berkaitan teknis persiapan keberangkatan jemaah haji, seperti pengkloteran, pemvisaan, dan penetapan jadwal keberangkatan. Hilman berharap kinerja maskapai nasional Indonesia pada musim haji 1446H/2025 lebih baik dari tahun sebelumnya yang diwarnai banyak keterlambatan berjam-jam.
7 Embarkasi yang Dilayani Garuda Indonesia
Garuda Indonesia diketahui telah melayani penerbangan bagi jemaah haji Indonesia sejak 1995. Direktur Utama PT Garuda Indonesia Wamildan Tsani meyakinkan bahwa kepercayaan pemerintah akan terus dijaga untuk memastikan kelayakanan penerbangan yang memprioritaskan aspek keamanan, keselamatan, dan kenyamanan di seluruh operasional penerbangan jemaah haji Indonesia.
"Kami pastikan selaras dengan jadwal operasional penerbangan haji, kemudian memastikan target waktu penerbangan dapat tercapai, dengan senantiasa mengedepankan kenyamanan jemaah haji," kata Wamildan.
Berdasarkan kesepakatan, PT. Garuda Indonesia pada tahun ini akan mengangkut jemaah haji Indonesia dan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dengan asumsi sebanyak 90.933 orang dari total tujuh embarkasi. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Embarkasi Aceh (BTJ) sebanyak 4.412 jemaah;
Embarkasi Medan (KNO) 8.398 jemaah;
Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) 18.223 jemaah;
Embarkasi Solo (SOC) 33.806 jemaah;
Embarkasi Balikpapan (BPN) 5.756 jemaah;
Embarkasi Makassar (UPG) sebanyak 15.804 jemaah; dan
Embarkasi Lombok (LOP) sebanyak 4.534 jemaah.
Satu maskapai lain yang diberdayakan untuk melayani penerbangan jemaah haji adalah Saudia Airlines. Maskapai asal Arab Saudi itu ditugaskan melayani jemaah haji di lima embarkasi, yaitu Batam, Palembang, Jakarta, Kertajati, dan Surabaya.
Â
Advertisement
