Liputan6.com, Jakarta - Video memperlihatkan bangunan diduga hotel tergenang air Danau Toba beredar di jagat maya. Debit air danau tersebut dikatakan naik sekitar satu hingga dua meter dari biasanya.
"Banyak hotel atau pondok di tepi danau yang sudah amblas. Pasalnya, luas wilayah Danau Toba sekitar 1.145 hingga 1.200 kilometer persegi. Kedalamannya sekitar 400 hingga 600 meter dan mungkin lebih dalam lagi, karena Danau Toba merupakan kawah gunung berapi yang tidak aktif," sebut akun Instagram @joedermawan, yang mengaku sebagai pramuwisata di bio profilnya, pada unggahan Minggu, 16 Maret 2025.
Advertisement
Ia menuding bahwa permukaan air Danau Toba lebih naik dari biasanya sejak dua tahun lalu setelah sebuah "bendungan" rampung. Dugaan penyebab lainnya, kata dia, merupakan kerusakan kawasan hutan di sekitar danau tersebut.
Advertisement
"Ada juga dugaan bahwa banyak bukit di bawah Danau Toba runtuh dan palung Danau Toba runtuh, itulah sebabnya air bisa naik. Namun apapun itu, itu hanya dugaan. Kita kembalikan semuanya pada para ahli yang terlibat dalam kejadian ini. Semoga Danau Toba bisa kembali seperti semula," ia berharap.
Lifestyle Liputan6.com sudah menghubungi akun yang bersangkutan, namun belum mendapat balasan sampai artikel ini tayang. Tidak butuh waktu lama bagi unggahan itu diserbu warganet dengan berbagai komentar. Beberapa di antaranya mempertanyakan tata letak bangunan yang mungkin terlalu dekat dengan danau.
"Izin bangunannya gimana? Masa di tepi danau banget?" kata seorang pengguna, sementara yang lain menyebut, "Bukan alam yang salah, tapi memang pinggiran danau itu dibangun bangunan. Ya resikonya banjir."
Permukaan Air Danau Toba
Ada beberapa pengguna yang menyoroti bahwa selain luber, air Danau Toba juga dilaporkan surut. "Naik lagi? Bukannya sempet surut sampe 2 meter?" tanya seorang warganet.
Surutnya air Danau Toba bahkan sempat jadi pemberitaan pada 2021. Kala itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengungkap operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk menaikkan level tinggi muka air (TMA) Danau Toba di. Hal ini dilakukan karena saat itu, tinggi muka air Danau Toba sudah mendekati titik minimum.
"TMC merupakan upaya untuk memodifikasi pertumbuhan awan dengan memasukkan inti kondensasi ke dalam sistem awan sehingga hujan lebih cepat terjadi dan curah hujan yang dihasilkan menjadi lebih besar," kata Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Jon Arifian di Jakarta, Senin, 29 Maret 2021, kanal News Liputan6.com mengutip Antara.
Menurut data historis, rata-rata curah hujan pada bulan April di Danau Toba sebesar 203 mm. Pelaksanaan TMC diharapkan dapat meningkatkan 20 sampai 30 persen curah hujan selama April 2021 di Danau Toba.
Advertisement
Banjir di Kawasan Wisata Dekat Danau Toba
Kontras dengan itu, banjir bandang dilaporkan menerjang kawasan wisata Parapat dan tanah longsor di Desa Soalan, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Minggu, 16 Maret 2025. Polres Simalungun melakukan pengalihan arus lalu lintas akibat kejadian tersebut.
Kanal Regional Liputan6.com melaporkan, banjir dan tanah longsor diduga terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir. Parapat yang merupakan destinasi wisata populer di tepi Danau Toba terpaksa ditutup sementara untuk pengunjung.
Polres Simalungun mengimbau masyarakat yang akan melakukan perjalanan menuju atau dari arah Parapat untuk mengikuti petunjuk petugas dan memperhatikan rambu-rambu pengalihan arus yang telah dipasang di beberapa titik. Warga juga diminta waspada terhadap kemungkinan bencana susulan mengingat kondisi cuaca yang belum menentu.
"Kami imbau masyarakat untuk selalu berhati-hati dan mengikuti arahan petugas di lapangan. Jangan memaksakan diri melewati jalur yang sudah ditutup karena berbahaya," pesan Kasi Humas Polres Simalungun, AKP Verry Purba.
Masyarakat Diminta Waspada
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Simalungun bersama instansi terkait telah melakukan assessment, serta penanganan dampak banjir dan tanah longsor. Evakuasi warga yang terdampak dan upaya normalisasi kondisi dilakukan.
Polres Simalungun juga mengerahkan tim gabungan yang terdiri dari berbagai satuan fungsi untuk membantu proses evakuasi dan distribusi bantuan pada warga terdampak. Mereka bekerja sama BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan relawan setempat.
Dikatakan Verry Purba, Camat Girsang Sipangan Bolon dalam keterangannya pada petugas kepolisian menyampaikan telah mendirikan posko bantuan dan dapur umum untuk warga yang terdampak tanah longsor di Desa Soalan. "Mereka telah mengaktifkan sistem peringatan dini dan mengevakuasi penduduk yang berada di zona rawan longsor," ujarnya.
Polres Simalungun terus memantau perkembangan situasi dan memberikan informasi terbaru pada masyarakat. Pihaknya juga meminta masyarakat untuk selalu waspada dan dapat menghubungi nomor darurat kepolisian jika membutuhkan bantuan.
"Kerja sama masyarakat sangat membantu kelancaran tugas kepolisian dalam situasi darurat seperti ini," ucap Verry Purba.
Advertisement
