Habis Gempa Terbitlah Parang Lindu

Motif batik parang lindu dikreasikan Stefan Buana dari pengalaman pahitnya saat gempa 5,9 skala Richter mengguncang Yogyakarta dan Jateng. Visualisasi kemuraman Stefan lebih kental dalam batik parang lindu kedua.

oleh Liputan6 diperbarui 19 Agu 2006, 13:11 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2006, 13:11 WIB
190806bbatik.jpg
Liputan6.com, Yogyakarta: Bagi seniman, inspirasi bisa datang kapan dan di mana saja. Bahkan saat bencana alam mengguncang negeri. Ini setidaknya dialami Stefan Buana, seorang perupa dari Yogyakarta. Bersumber dari pengalaman buruk yang dialaminya dalam musibah gempa bumi 27 Mei silam, Stefan berhasil menciptakan motif baru. Parang lindu, namanya.

Sekilas, motif batik hasil kreasi Stefan tak berbeda dengan batik parang yang sudah dikenal luas khalayak. Tetapi jika ditelaah lebih detail, parang lindu dominan dengan ornamen-ornamen yang menggambarkan gempa berkekuatan 5,9 skala Richter mengguncang Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Stefan mengaku dari pengalamannya itu sudah menghasilkan setidaknya tiga motif parang lindu. Dari ketiganya, penggambaran atau visualisasi kemuraman lebih kental terlihat pada karya batik parang lindu kedua.

Tak hanya batik, Stefan juga mengkreasi sejumlah hasil karya dengan tema besar bencana. Semua kreasi pria bertubuh gemuk itu bisa disaksikan dalam pameran seni rupa bertajuk Homo Lindhuicus. Dengan pameran ini Stefan berharap bangsa Indonesia selalu siap hidup di dunia yang penuh ancaman bencana alam. Dan ketika bencana itu sudah menimpa, mereka dapat segera bangkit dan menata hidup kembali.(YAN/Wiwik Susilo)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya