Liputan6.com, Jakarta - Usai bertemu di halte Cawang-UKI dan keliling Jakarta, korban Feby Lorita dan pelaku Edo pergi menuju ke rumah di Puri Citayam II Blok DI No 2 RT 7 RW 22 Bojong Gede, Citayam, Bogor. Di situlah Edo menghabisi nyawa Feby Lorita.
Usai menghabisi Feby, dalam reka adegan yang dilakukan bersama anggota Subdit Jatanras Polda Metro Jaya, Edo menangis.
Seperti dalam peristiwa saat itu, Edo menangis karena teringat sang ayah usai menghabisi Feby. Di lokasi itu juga, Edo terus memandangi foto sang Ayah, Hasir Simangunsong. Feby dibunuh tersangka di ruang tamu.
"Saya nangis setelah membunuh korban sambil melihat foto ayah saya. Tersadar saya setelah menusuk korban, lalu saya menangis," kata Edo di lokasi rekonstruksi, Kamis (27/2/2014).
Foto sang ayah, Hasir menggantung di dinding rumah yang berwarna oranye itu, tempat Feby dieksekusi. Pisau yang digunakan Edo lantas dibuang. Di rumahnya tersebut Edo bercerita, sang ayah, meninggal pada 2004 lalu.
"Saya menyesal saat itu lalu melempar pisau setelah menusuk korban," ucap Edo.
Edo menghabisi nyawa Feby dengan cara memukul, lalu mencekik dan diakhiri dengan menusuk leher. Usai membunuh Feby, Edo menutupi mayat Feby dengan sehelai kain hijau. Selanjutnya, mayat Feby diangkat ke dalam bagasi mobil Nissan March. (Yus Ariyanto)
Energi & Tambang