Liputan6.com, Jakarta - Kematian Kepala Detasemen Markas (Kadenma) Polda Metro Jaya AKBP Pamudji yang ditemukan tertembak di pelipis kiri di Mapolda Metro Jaya, Selasa 18 Maret malam, membawa duka mendalam bagi keluarga. Pemakaman Pamudji yang dilakukan secara militer itu diselimuti duka.
Isak tangis keluarga terus mengiringi proses pemakaman jenazah. Istri Pamudji, AKBP Nurul Megawati, tampak tak henti-henti mengeluarkan air mata. Seolah belum siap menerima kepergian suaminya yang mendadak itu.
Upacara ini diikuti seluruh keluarga, sanak saudara, dan anggota polisi lain dari berbagai kesatuan. Upacara yang dipimpin AKBP Anarusman ini juga dihadiri petinggi Polri, seperti Kakorlantas Polri Irjen Pol Pudji Hartanto dan Wakapolda Metro Jaya Brigjen Agus Kusnadi.
Jasad Pamudji disalatkan di masjid tak jauh dari kediamannya di Jalan Kamboja, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Jasad kemudian dibawa ke TPU Cijantung yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari kediamannya.
Hingga kini penyebab kematian Pamudji belum diketahui. Sebelumnya, bawahannya Brigadir Susanto yang sempat cekcok dengan Pamudji diduga sebagai pelaku penembakan ini. Namun dalam pemeriksaan, ia membantah.
Polisi telah memeriksa 4 saksi terkait penembakan ini. Termasuk Brigadir Susanto. Namun, polisi belum menetapkan tersangka. Dugaan lain, Pamudji melakukan bunuh diri.
Saat ditemukan, pada jenazah Pamudji terdapat luka tembak di pelipis kiri hingga menembus kepala bagian kanan. Senjata api juga ditemukan di samping jenazah Pamudji. (Yus Ariyanto)
Baca juga: