Liputan6.com, Jakarta - Kala itu Suhendi alias Otong sedang asyik menonton televisi di lapak ikan asin yang terletak di sudut Pasar Kramatjati, Jakarta Timur. Lalu tibalah Beni Saputra Jaya -- teman sesama pedagang. Tragedi pun terjadi.
"Kejadiannya tadi pagi sekitar pukul 05.00 WIB. Pelaku yang baru saja datang, ikut menonton tivi. Tapi posisinya menghalangi korban," kata Kapolsek Kramatjati Kompol Handini di Jakarta, Rabu (30/4/2014).
Tak terima dengan kelakuan Beni, Suhendi menegurnya. Keduanya malah terlibat cekcok. Suhendi lalu menebas punggung Beni dengan sebilah golok. Beni pun lari, kemudian kembali membawa pisau dan menusuk Suhendi berkali-kali.
"Pelaku lalu balik mendatangi korban sambil membawa pisau. Pelaku langsung menusuk korban berkali-kali, salah satunya di bagian dada kiri," jelas Hendri.
Suhendi pun tersungkur dengan tubuh bersimbah darah. Ia tewas seketika akibat sejumlah luka tusukan. Sementara Beni melarikan diri, tapi akhirnya tertangkap.
"Baik pelaku maupun korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Polri. Pelaku menjalani perawatan atas luka bacok yang dialaminya," ungkap Hendri.
Polisi sudah meminta keterangan 2 saksi tekait kejadian itu. Polisi juga menyita beberapa barang bukti berupa 1 golok, 1 pisau, baju dan celana Beni.
Advertisement
Jari Putus
Sementara Wakapolrestro Jakarta Timur AKBP M Abrar Tuntalanai mengatakan, perkelahian antara Suhendi dan Beni tak hanya menewaskan Suhendi. Beni pun harus merelakan kelingking kirinya putus.
"Setelah pelaku mengambil pisau, pelaku menghampiri korban dan terlibat perkelahian. Jari pelaku putus karena menahan golok korban. Pelaku lalu menusuk korban sampai akhirnya meninggal," kata Abrar di kantornya.
Abrar menjelasan, kejadian itu bermula saat Beni baru pulang keliling berdagang aksesoris. Dirinya memilih berisitirahat di salah satu lapak ikan asin itu. Beni memilih lapak itu karena ada tayangan televisi.
Saat itu, Suhendi sudah berada di lapak itu. Beni pun menonton bersama Suhendi. Tapi, posisi Beni menutupi pandangan Suhendi. Suhendi langsung menegur Beni. Saat itu pula, Beni bergeser dari posisi semula. Tapi, pandangan Suhendi masih terhalang sampai akhirnya Beni dibacok dengan golok.
"Korban sempat menegur pelaku sebanyak 2 kali, sampai akhirnya korban membacok pelaku dua kali ke bagian punggung kiri dan kanan," lanjut Abrar.
Tidak terima dengan perlakuan Suhendi, Beni lalu pergi dan mencari benda tajam untuk membalas dendam. Sampai akhirnya Beni menemukan pedagang pisau. "Dia mengambil pisau dari pedagang dan menghampiri korban. Situlah terjadi perkelahian sampai akhirnya korban meninggal," ungkapnya.
Petugas yang mendapat laporan adanya perkelahian lalu menuju ke lokasi kejadian. Petugas menangkap Beni di Istalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Sakit Hati
Di depan polisi, Beni mengaku sebelum terjadi perkelahian dirinya baru saja selesai berdagang dan ingin beristirahat sambil menonton televisi. Karena suka dengan tayangan itu, dirinya memilih berada di posisi depan.
"Filmya belum pernah saya lihat. Jadi saya di depan. Terus saya ditegur, saya minggir. Dia masih bentak juga. Saya bilang, 'saya sudah minggir bang'," ungkap Beni di Mapolrestro Jakarta Timur.
Setelah itu, kata Beni, punggungnya dipukul 2 kali oleh Suhendi. Lalu dirinya memilih meninggalkan lapak ikan asin itu. Tapi, di tengah perjalanan dirinya merasa ada yang basah di punggungnya. Ternyata darah sudah mengucur dari punggungnya.
"Saya ingat di sana ada golok tadi. Saya nggak terima, saya mau cari kayu tapi nggak ketemu. Akhirnya saya lihat pedagang pisau, terus saya ambil pisaunya," lanjut Beni.
Beni lalu kembali ke lapak ikan asin dengan sebilah pisau di tangan kananannya. Melihat Beni datang dengan pisau, Suhendi lalu bangun dari duduknya. Keduanya lalu kembali terlibat cekcok hebat sampai akhirnya, Beni menusukan pisau ke dada kiri Suhendi.
"Saya tusuk dia, kena dada kiri. Terus dia duduk, dia sambil nunduk dia berdiri lagi, dia mau bacok kepala saya, saya tangkis makannya jari saya buntung. Nah, yang tusukkan kedua saya nggak sadar. Dia sudah jatuh," ungkapnya.
Beni lalu meninggalkan Suhendi dalam kondisi bersimbah darah. Beni yang kelingking kirinya putus mencari rumah sakit. Sampai akhirnya dia menuju ke RS Polri Kramat Jati yang lokasinya tak jauh dari tempatnya berkelahi.
"Saya jalan, saya buang pisaunya di jalan. Terus saya ke rumah sakit," ucapnya. Hanya satu alasan yang membuat Beni gelap mata sampai akhirnya membunuh Suhendi. "Saya nggak terima aja. Saya sudah minggir malah dibacok," tandasnya.
Kini, Beni harus mendekam di tahanan Mapolrestro Jakarta Timur. Beni terancam Pasal 338 jo 351 ayat 3 dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. (Sss)