Presiden SBY: Demokrasi Sia-sia Tanpa Keadilan

Pidato kenegaraan ini merupakan yang terakhir setelah SBY menjadi presiden selama 10 tahun.

oleh Sugeng Triono diperbarui 15 Agu 2014, 10:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2014, 10:00 WIB
Presiden SBY menyampaikan pidato kenegaraan dalam Sidang Bersama DPR/DPD memperingati HUT Ke-66 Kemerdekaan Republik Indonesia, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (16/8).(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden SBY menyampaikan Pidato Kenegaraan di Gedung MPR-DPR, Jakarta, Jumat (15/8/2014). Pidato kenegaraan ini merupakan yang terakhir setelah SBY menjadi presiden selama 10 tahun.

"Demokrasi yang kita bangun akan sia-sia tanpa adanya keadilan yang dirasakan masyarakat," kata Presiden SBY.

Dari era kolonialisme hingga era reformasi, lanjut SBY, perjuangan rakyat Indonesia adalah perjuangan mendapatkan keadlian yang tercantum dalam sila kelima Pancasila. Negara harus hadir untuk memberikan kadilan untuk semua rakyat Indonesia.

"Justice for all, merupakan komitmen moral dan agenda saya selama memimpin selama 10 tahun. Keadilan akan kuat dan tegak bila supremasi hukum ditegakkan. Pada masa lalu ekonomi dan politik jadi panglima, di era reformasi, hukum lah yang jadi panglima," ungkap SBY.

SBY menegaskan tidak ada yang kebal hukum dinegeri ini dan tebang pilih  terhadap mereka yang melakukan korupsi. Dari 2004 hingga 2014, SBY mencatat telah menandatangi 176 izin pemerikan terhadap pejabat negara yang diduga melakukan korupsi.

"Semua tanpa melihat apa parpolnya dan siapa koneksinya," tegas SBY.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya