Mendikbud Mengaku Nangis Dengar Pidato Kenegaraan SBY

Dalam pidato kenegaraan itu, SBY menyatakan permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 17 Agu 2014, 10:14 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2014, 10:14 WIB
Pidato Kenegaraan SBY
Presiden SBY mengharapkan, pemberian sumber pendanaan besar kepada desa dapat diikuti transparansi pengelola keuangan negara.

Liputan6.com, Jakarta - Dua hari lalu, Kamis 15 Agustus, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato kenegaraannya yang terakhir di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta. Pidato di penghujung masa pemerintahan SBY itu dianggap sangat emosional, hingga membuat banyak peserta sidang yang mendengarnya terharu saat itu, termasuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh.

"Saya, bahasa Jawa-nya itu 'mbrebes mili", tidak sadar meneteskan air mata. Bangga," ujar M Nuh usai upacara HUT Kemerdekaan ke-69 RI di halaman kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Minggu (17/8/2014).

Tak hanya Nuh, beberapa pejabat negara lainnya, ujar dia, terlihat tak mampu membendung air matanya. Suasana emosional itu, kata Nuh, baru dirasakannya selama 2 periode menjabat Mendikbud dalam Kabinet Indonesia Bersatu.

"Pidato Presiden SBY kemarin adalah pidato yang terbaik yang saya ikuti sejak 2007-2008. Luar biasa, baik mengenai suasana emosi, kalimat yang dipilih," ucap dia.

Menurut Nuh, isi pidato Presiden SBY mencerminkan realitas yang lebih murni dan netral karena tidak terkait dengan perspektif politik.

"Kemarin, masa politiknya lepas karena beliau tidak lagi terkait urusan capres ke depan maka hasilnya luar biasa," kata Nuh. Dia melanjutkan, selama kurang lebih 5 tahun terakhir, pemberitaan di media seringkali tercampur antara realitas dan konten politik, sehingga esensi pidato SBY tak tampak.

Namun suasana terasa berbeda pada pidato kenegaraan Presiden SBY yang terakhir. Nuh mengatakan, hal itu disebabkan variabel politik sudah dilepaskan, sehingga yang keluar adalah isi dan makna yang ingin disampaikan SBY dalam pidatonya.

"Seperti beberapa media yang jarang sekali menampilkan berita SBY. Tapi usai pidato, jadi headline dan itu positif. Karena tahun-tahun sebelumnya, pemberitaan itu dicampur isi dan nuansa politik," tandas Nuh.

Dalam pidato kenegaraan itu, SBY menyatakan permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia apabila selama kepemimpinannya dia berbuat salah.

"Dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf atas segala kekhilafan dalam mengemban amanat rakyat selama ini. Pidato yang saya sampaikan di depan para wakil rakyat dan wakil daerah hari ini, sesungguhnya juga saya tujukan kepada seluruh rakyat Indonesia di mana pun berada," kata SBY. (Sun)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya