Surono: 4 Juta Warga Hidup Rawan Bencana Gunung Berapi

Surono mengaku tidak mudah merelokasi 4 juta warga terkait letak geografis itu. Perlu komunikasi dan pengetahuan masyarakat terkait bencana.

oleh Yanuar H diperbarui 10 Sep 2014, 07:49 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2014, 07:49 WIB
surono2

Liputan6.com, Yogyakarta - Indonesia dikelilingi ratusan gunung berapi aktif namun warga di kaki gunung dapat hidup berdampingan dengan alam. Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono menyebut ada sekitar 4 juta orang penduduk yang tinggal di daerah rawan gunung api di Indonesia.

Surono mengaku tidak mudah merelokasi warga terkait letak geografis itu. Sehingga dibutuhkan komunikasi dan penambahan pengetahuan pada masyarakat terkait penaggulangan bencana erupsi.

"Hidup harmoni dengan alam adalah jalan untuk menjembatani kejujuran gunung api dan kemauan manusia hidup di sekitar gunung berapi. Bukan tidak boleh ditempati, tapi asal diperhitungkan risikonya," kata Surono usai membuka Konferensi Tingkat Dunia bidang Kegunungapian atau Cities on Volcanoes ke- 8 di Kampus UGM, Yogyakarta, Selasa (9/9/2014).

Konferensi internasional dihadiri Sebanyak 485 ilmuwan, pengamat dan relawan dari 39 negara. Mereka membahas berbagai pengalaman, riset dan teknologi kegunungapian, serta mitigasi bencana erupsi gunungapi yang pernah diterapkan di kota-kota di seluruh dunia.

Konferensi semacam ini menurut Surono sangat penting untuk meningkatkan kerjasama antar negara untuk saling membantu demi kemajuan ilmu pengetahuan kegunungapian dan mitigasi bahaya gunung api.

Sementara ilmu vulkanologi atau kegunungapian sangat dibutuhkan oleh peneliti dan pengambil kebijakan untuk mengetahui perilaku dan karakter gunung api untuk menekan risiko bencana gunung api. Namun begitu, beberapa negara yang memiliki banyak gunung api seperti Indonesia justru memiliki keterbatsan dalam iptek.  

"Kita tidak bisa merekayasa keinginan alam yang selalu berproses mencari keseimbangan baru, dampak erupsi tidak dibatasi batas wilayah. Sehingga tanggung jawab para peneliti, instansi dan masyarakat sekitar," kata Surono.

Surono menyebutkan, saat ini Indonesia memiliki 129 gunung api aktif yang sewaktu-waktu bisa meletus. Tidak hanya bencana erupsi, Indonesia juga dihadapkan pada risiko bencana gempa bumi. Bahkan terhitung sejak tahun 2000, ada 12 kali kejadian bencana gempa bumi terbesar di seluruh dunia yang sudah menelan korban lebih dari 1.000 jiwa.

"Dari 12 kejaidan tersebut, empat di antaranya terjadi di Indonesia," kata Surono.

Surono menjelaskan meski memiliki gunung api terbanyak sedunia, untuk saat ini alat pemantuan Gunung Api di Indonesia terbilang sangat tua. Sekitar buatan tahun 1982.  Hanya gunung  di Sulawesi Utara yang alatnya sudah diremajakan.

"Sangat tua, buatan tahun 1982, mungkin anda saja belum lahir," tukas Surono.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya