Kubu Prabowo: Pada 2004 Pemilihan Ketua MPR Melalui Voting

Pada 2004 pemilihan Ketua MPR dilakukan dengan cara voting.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 06 Okt 2014, 08:50 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2014, 08:50 WIB
Lebih dari Separuh Anggota MPR Mangkir Rapat Paripurna
Rapat Paripurna untuk membahas tata tertib dan rekomendasi MPR. Namun, dari 560 anggota hanya 148 anggota yang hadir dalam rapat, Jakarta, Senin (22/9/2014) (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Prabowo Subianto, Andre Rosiade, membantah pernyataan politisi senior PDIP Pramono Anung yang menyatakan pemilihan Ketua MPR tidak pernah dilakukan melalui voting. Menurut Andre, pada 2004 pemilihan Ketua MPR dilakukan dengan cara voting.

"Pernyataan mas Pramono Anung yang menyatakan MPR tidak pernah dipilih melalui voting saya rasa beliau telah melupakan sejarah. Karena pada tahun 2004 waktu perebutan Ketua MPR antara Koalisi Kebangsaan dan Koalisi Kerakyatan juga melalui mekanisme voting," kata Andre dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (6/10/2014).

Andre berujar, pada 2004 PDIP juga mengirimkan wakilnya untuk bertarung menjadi pimpinan MPR. Menurutnya, pernyataan Pramono tak lebih dari kepanikan kubu PDIP yang telah dikalahkan KMP.

"Jadi salah kalau mas Pram (Pramono anung) menyatakan bahwa tidak pernah pemilihan Ketua MPR melalui voting. Tahun 2004 juga ada," ujarnya.

Andre pun optimistis, jika Koalisi Merah Putih (KMP) akan mendapatkan posisi pimpinan MPR karena kesolidan yang telah terlihat di parlemen. Namun menurutnya, pihak Koalisi Indonesia Hebat (KIH) tidak perlu takut akan kesolidan yaang ditunjukkan KMP di parlemen.

"Tapi perlu kami pertegas di sini adalah bukan soal menang atau kalah untuk KMP berkuasa di parlemen. Jadi sebenarnya KIH itu tidak perlu cemas KMP memimpin parlemen."

Menurut Andre, bila Jokowi-JK bekerja sesuai dengan janji-janji kampanyenya yakni mewujudkan kebijakan pro-rakyat, Insya Allah KMP akan mendukung. Tapi menurutnya, saat ini terus bergulir anggapan bahwa KMP akan menjegal pemerintahan Jokowi-JK, dan pihaknya menyayangkan hal itu.

"Saya rasa itu komunikasi yang tidak elok dan juga menunjukkan kepanikan. Dan teman-teman PDIP yang gagap dalam komunikasi politik," tandas Andre.

Koalisi Indonesia Hebat tengah menyiapkan langkah-langkah stategis menyambut rapat paripurna pemilihan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), hari ini. PDIP berharap ada kesempatan meraih kursi pimpinan MPR tanpa voting melainkan dengan musyawarah.

"Yang jelas tentunya kita masih berharap (tak voting), karena ini lembaga MPR harusnya masih ada ruang musyawarah. Tetapi kami menyadari jika tidak ada ruang itu, kita mempersiapkan langkah yang kita diskusikan tadi," ujar politisi senior PDIP Pramono Anung usai menghadiri pertemuan di kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Minggu 5 Oktober siang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya