Gagal Panen Akibat Kemarau, Warga Bima Konsumsi Ubi Beracun

4 Desa tersebut berada di lokasi terpencil dari pusat kota dan harus ditempuh dalam waktu 2 jam dan juga harus melalui jalur laut.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Okt 2014, 07:58 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2014, 07:58 WIB
Ubi-Beracun1
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Bima - Dampak kemarau panjang dan kekeringan membuat 4 desa di Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat mengalami gagal panen. Keempat desa tersebut adalah Desa Karampi, Sarae Ruma, Pusu, dan Waduroka.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (14/10/2014), 4 Desa tersebut berada di lokasi yang terpencil. Jarak dari pusat kota harus ditempuh dalam waktu 2 jam dan juga harus melalui jalur laut selama 1 jam.

Kekeringan dan gagal panen ini telah melanda desa tersebut sejak 3 bulan terakhir. Karena gagal panen, warga di 4 desa di Kecamatan Langguda ini terpaksa mengonsumsi le de atau sejenis ubi-ubian yang sebenarnya beracun.

Agar le de atau ubi beracun itu bisa dikonsumsi dengan aman, warga harus mengolahnya dengan benar. Setelah dikupas, le de harus direndam dalam air laut sedikitnya 4 jam dan dijemur selama 2 hari. Setelah itu baru bisa dikonsumsi.

Sulitnya warga bertahan hidup pada musim kemarau ini membuat mereka berharap pemerintah setempat bersikap bijak. Mereka berharap pemerintah dapat membantu warga dan mengatasi kekeringan yang berkepanjangan.

Baca juga:

Berkah Musim Kemarau, Penjual Air Keliling Raup Rp 200 Ribu/Hari

Diguyur Hujan, Penutupan 2 Lokalisasi di Jambi Berlangsung Damai

Kepala Pusat Penelitian Fisika LIPI: Belum Ada Solusi Atasi Kabut

(Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya