Irigasi Jebol, 70 Hektare Lahan Pertanian di Sukabumi Terancam Gagal Panen

Puluhan hektare lahan pertanian warga di Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi terancam gagal panen karena sumber perairan irigasi Leuwi Bangga jebol.

oleh Fira Syahrin Diperbarui 10 Apr 2025, 01:25 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2025, 01:22 WIB
Ketua Mitra Air Desa Ciheulang Tonggoh, Dedi bersama petani, saat menunjukan lahan pertanian yang terlantar akibat tidak terlairi air di Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. (Liputan6.com/Fira Syahrin).
Ketua Mitra Air Desa Ciheulang Tonggoh, Dedi bersama petani, saat menunjukan lahan pertanian yang terlantar akibat tidak terlairi air di Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. (Liputan6.com/Fira Syahrin).... Selengkapnya

Liputan6.com, Sukabumi - Saluran Daerah Irigasi (DI) Leuwi Bangga yang berfungsi untuk mengairi lahan pertanian warga, jebol berdampak pada puluhan hektare lahan pertanian padi di wilayah Kampung Kamandoran, RW 10 Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, yang terancam gagal panen

Ketua Mitra Air Desa Ciheulang Tonggoh, Dedi (45) menjelaskan, jebolnya irigasi di Kampung Ciheulang Tonggoh akibat diterjang bencana banjir bandang pada tahun lalu itu berdampak besar terhadap hasil panen petani, khususnya di wilayah Kampung Kamandoran.

“Akibat irigasi jebol DI Leuwi Bangga, petani di Kampung Kamandoran gagal panen di lahan seluas sekitar 75 hektare. Sudah lebih dari dua musim tanam lahan ini tidak bisa ditanami karena tidak ada air,” kata Dedi dalam keterangannya pada Rabu (9/4/2025).

Dedi mengatakan, biasanya para petani bisa menanam padi hingga tiga kali dalam satu tahun. Namun, sejak saluran irigasi rusak dalam 8 bulan terakhir, lahan seluas kurang lebih 70 hektar kini dibiarkan terbengkalai dan tidak terairi sama sekali.

Upaya permohonan bantuan kepada pemerintah telah dilakukan warga. Bantuan sempat datang dari BPBD berupa bronjong untuk menahan arus air. Sayangnya, bronjong tersebut hanya bertahan dua bulan sebelum kembali rusak diterjang banjir. 

Bantuan tambahan berupa 100 bronjong kembali diberikan oleh BPBD Kabupaten Sukabumi, namun hingga kini belum dilengkapi dengan batu dan kondisi saluran irigasi juga belum diperbaiki.

“Lahan di bagian ujung sudah tidak kebagian air. Bahkan, sekarang petani sering berebut air untuk bisa sekadar menyiram sawah,” ungkapnya.

 

Petani Beralih Jadi Buruh Serabutan

Lebih lanjut, pihak desa juga telah mengajukan permohonan perbaikan kepada Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), namun hingga kini belum ada kejelasan kapan perbaikan bendungan akan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU).

Akibat gagal panen yang berlanjut ini banyak petani penggarap terpaksa beralih profesi menjadi buruh serabutan, seperti menjadi tukang bangunan, demi memenuhi kebutuhan hidup.

“Hampir 70 persen warga di kampung ini bekerja sebagai petani. Kami berharap pemerintah segera membangun kembali irigasi yang jebol agar kami bisa kembali menggarap lahan dan mencukupi kebutuhan keluarga,” tuturnya.

 

 

Tanggapan Camat Cibadak

Camat Cibadak, Mulyadi menanggapi kondisi puluhan hektare lahan pertanian padi yang mengalami gagal panen akibat saluran Daerah Irigasi (DI) Leuwi Bangga yang berfungsi untuk mengairi lahan pertanian warga, jebol akibat diterjang bencana banjir bandang pada tahun lalu.

Pemerintah Kecamatan mengaku, sudah mendatangi para petani penggarap yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan air lahan pertaniannya.

“Kami sudah menemui masyarakat dan petani itu, untuk menyerap keluhan perihal irigasi jebol hingga mengalami lahan pertanian yang kekeringan,” ujar Mulyadi.

Setelah melakukan pertemuan atau menyerap keluhan para petani, pihaknya berkomitmen akan melakukan koordinasi dengan sejumlah dinas terkait, untuk mencari solusi terbaik dalam menyelesaikan persoalan petani.

“Sebenarnya, kami sudah melaporkan soal irigasi jebol yang mengakibatkan kekeringan pertanian itu, ke bagian sumber daya air atau SDA PU Kabupaten Sukabumi dan ini tinggal proses penanganan kedepannya,” jelasnya.

“Itu sudah kami cek bersama petugas SDA ke lokasi. Insyaallah akan bisa segera ditangani. Namun, untuk kapan waktu pembangunannya itu bukan kewenangan kami, silahkan saja tanyakan kepada SDA PU Kabupaten Sukabumi,” tambahnya.

Dia mengatakan, untuk penanganan sementara, bantuan berupa bronjong telah disalurkan. Adapun untuk proses pemasangannya direncanakan akan dilakukan secara swadaya masyarakat.

“Iya, tentunya bantuan dari beberapa pihak, baik di di Kecamatan Cibadak maupun para pengusaha atau pihak lain yang bisa membantu. Karena, persoalannya kan batu untuk mengisi bronjong itu. Mudah-mudahan itu bisa ditangani sementara dengan bronjong,” jelasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya