Jokowi Mundur Jadi Gubernur, Ahok Batalkan Proyek Monorel

Lambatnya proses pembangunan tersebut menjadi sebab Ahok enggan melanjutkan program tersebut.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 17 Okt 2014, 23:31 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2014, 23:31 WIB
Ini Alasan Ahok Ingin Keluar Dari Gerindra
Ahok mengatakan bahwa dirinya akan bertahan di Gerindra apabila partai berlambang garuda merah itu konsekuen terhadap cita-cita yang telah dibuat sejak awal, Jakarta, Rabu (10/9/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pasca-ditetapkan sebagai Plt Gubernur DKI Jakarta, Ahok berencana tidak akan melanjutkan pembangunan Monorel yang pencanangannya telah diresmikan oleh mantan Gubernur Jokowi. Lambatnya proses pembangunan tersebut menjadi sebab dirinya enggan melanjutkan program tersebut.

"‎Kalau kita analisa nggak bisa (dilanjutkan), kita akan batalkan. Kelihatannya kemungkinan akan dibatalkan secara lisan kalau kita lihat laporan-laporannya, kemungkinannya," ujar Ahok di Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2014).

Pembatalan tersebut, menurut Ahok, karena dirinya sampai saat ini belum mendapatkan laporan mengenai target bisnis dari PT Jakarta Monorail selaku pihak yang membangun Monorel.

"Ada analisa bisnis. Saya nggak tahu belum dapat laporannya. Kita belum ada jawabannya," tutur dia.

Sebelumnya, Ahok juga telah mengajukan rekomendasi pemutusan kerja sama antara Pemprov DKI dengan PT Jakarta Monorail (JM) kepada Gubernur DKI Jokowi. "Kalau saya sih rekomendasi, kalau nggak jelas, putusin (kerja sama)," ujar Ahok beberapa hari lalu.

Namun, kata Ahok, hingga kini pihak PT JM belum juga menyerahkan perhitungan terkait penambahan bangunan properti di stasiun monorel. Sehingga, Pemprov DKI harus menunggu dan PKS pun harus tertunda kembali.

"Silakan tanya ke Pak Gubernur, kalau saya sih maunya batal. Tapi tidak tahu, mungkin Pak Gubernur kasih kelonggaran lagi. Pak gubernur kan lebih baik... Hehehe," ujar dia.

Namun, Ahok membantah tak adanya ketegasan Pemprov DKI kepada PT JM. Sebab, ia telah berkali-kali mengancam akan membatalkan proyek tersebut. Hanya, keputusan akhir, tetap berada di tangan Jokowi. (Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya