MUI Tolak Kolom Agama Dihilangkan dari KTP

MUI lebih setuju jika ada WNI yang memeluk agama di luar 6 agama resmi, maka boleh dikosongkan kolom agamanya pada KTP.

oleh Oscar Ferri diperbarui 13 Nov 2014, 12:53 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2014, 12:53 WIB
Wakil Ketua Umum MUI Maruf Amin
Wakil Ketua Umum MUI Maruf Amin (Liputan6.com/ Oscar Ferri)

Liputan6.com, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama‎ ormas-ormas Islam menolak rencana penghilangan kolom agama di Kartu Tanda Penduduk (KTP). MUI lebih setuju jika ada WNI yang memeluk agama di luar 6 agama resmi, maka boleh dikosongkan kolom agamanya pada KTP.

"Bagi pemeluk yang bukan merasa dari 6 agama itu boleh dikosongkan dan data mereka dimuat dalam database administrasi kependudukan," ujar Wakil Ketua Umum MUI Maruf Amin‎ dalam jumpa pers di Gedung MUI, Jakarta, Kamis (13/11/2014).

Tak cuma itu, ‎MUI juga menolak adanya agama baru di luar 6 agama yang resmi di Indonesia dan penambahan kolom aliran kepercayaan di KTP.‎ "Kami menolak penambahan agama baru selain 6 agama tersebut. Kami juga tidak ingin ada penambahan kolom aliran kepercayaan‎. MUI ingin tegas, tidak berliku. Ingin tegas tapi sejalan," ucap Maruf.

Maruf menuturkan, bersama sejumlah ormas Islam mendukung keputusan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait kolom agama di KTP. Kemendagri tetap berlandaskan berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan mengenai kolom agama di KTP.

Maruf Amin‎ mengatakan, UU Administrasi Kependudukan itu sudah akomodatif. Sebagaimana disampaikan oleh Mendagri Tjahjo Kumolo yang ingin mengakomodir warga negara Indonesia yang memeluk agama di luar 6 agama resmi, yakni Islam, Kristen, Katolik, Budah, Hindu, dan Konghucu.

‎"UU tersebut sudah cukup aspiratif dan akomodatif," ujar Maruf.

Maruf menjelaskan, dalam UU Administrasi Kependudukan itu telah memuat aturan mengenai pencantuman 6 agama resmi tadi di KTP. Di mana pemeluk 6 agama tersebut harus mencantumkan agamanya masing-masing di dalam KTP. (Mut)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya