Demo Depan Rumah Dinas Kapolda DIY, Belasan Mahasiswa Ditangkap

Polisi menggelendang belasan mahasiswa itu lantaran aksinya dinilai tak memiliki izin.

oleh Yanuar H diperbarui 20 Nov 2014, 21:10 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2014, 21:10 WIB
Ilustrasi Massa Anarkis
Ilustrasi Massa Anarkis

Liputan6.com, Jakarta - Polisi mengamankan belasan mahasiswa yang melakukan demonstrasi di depan rumah dinas Kapolda DIY Brigjen Oerip Soebagyo di Jalan Solo, Yogyakarta.

Kabid Humas Polda DIY Anny Pudjiastuti mengatakan belasan pemuda itu diamankan lantaran melakukan aksi tanpa izin dari polisi. Belasan mahasiswa itu meminta polisi agar membebaskan 10 temanya yang ditahan Polda DIY pada kasus senjata tajam.

Anny menuturkan, waktu itu ada sekitar 50 mahasiswa yang melakukan penyisiran saat kasus kerusuhan di Babarsari beberapa waktu lalu. Mahasiswa lalu menyisir rumah warga. Saat itu polisi lalu mengamankan puluhan mahasiswa dan menahan 10 orang.

"Mereka dari mahasiswa yang ingin temannya dibebaskan karena kasus sajam ada 10 orang yang ditahan. Kejadian waktu itu menyisir lalu diperiksa 50 orang dan ditahan 10 orang," ujar Anny kepada Liputan6.com Kamis (20/11/2014).

Anny mengatakan belasan mahasiswa itu menyampaikan aspirasinya melalui demonstrasi di Mapolda DIY. Mereka ingin mahasiswa yang ditahan dapat dibebaskan. Usai melakukan aksi di Mapolda DIY, mahasiswa lalu menuju rumah Kapolda untuk menuntut hal yang sama.

"Mereka awalnya datang ke Mapolda DIY minta temannya dibebaskan. Lalu usai pukul 13.30 WIB mereka geser ke rumah bapak Kapolda. Karena nggak ada izin aksi, ya kita amankan. Sementara info ada 16 orang tapi nanti saya pastikan berapa," ujar Anny.

Mereka ditahan karena takut melarikan diri dan tidak kooperatif. Untuk mengungkap lebih dalam aksi tersebut, polisi masih memeriksa belasan mahasiswa tersebut.

"Masih dimintai keterangan di polres," ujar Anny.

Demo Tolak BBM

Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa se-Jogja kembali menggelar aksi di simpang UIN Sunankalijaga, Yogyakarta. Koordinator aksi Alfarukh mengatakan, aksinya ini untuk menolak kenaikan harga BBM.

Dalam aksinya mereka membuat teatrikal di tengah pertigaan. Bahkan aksi ini membuat lalu lintas di Jalan Solo mengalami kemacetan hingga puluhan kilometer. Massa membuat lingkaran besar di simpang UIN Sunan Kalijaga.

"Aksi teatrikal ini menggambarkan pemerintah tidak melihat rakyat kecil dan merana," ujar Farukh kepada Liputan6.com di lokasi aksi, Kamis (20/11/2014).

Salah satu orator Ucok mengatakan, aksi kali ini bertujuan untuk menyuarakan suara rakyat. "Siap kah kita kembali bentrok dengan polisi? Kita disini untuk menyuarakan rakyat," teriaknya dari atas mobil komando.

Selain berorasi, massa juga mencoba membakar ban. Sementara puluhan polisi bersiaga di sebalah utara simpang tiga untuk mengamankan jalannya aksi ini. (Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya