Buruh hingga Pedagang Pasar Khawatir Kuota Impor Dimainkan Mafia

Presiden Aspirasi, Mirah Sumirat khawatir kuota impor yang diberikan pemerintah hanya digunakan oleh segelintir kalangan saja.

oleh Arief Rahman H Diperbarui 22 Apr 2025, 21:35 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2025, 21:35 WIB
Buruh hingga Pedagang Pasar Khawatir Kuota Impor Dimainkan Mafia
Sebuah kapal bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (4/12/2020). Perbaikan kinerja ekspor dari Kuartal II sebesar minus 11,7 persen menjadi minus 10,8 persen di Kuartal III dan kuartal IV menjdi pijakan untuk perbaikan ditahun 2021. (merdeka.com/Imam Buhori)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Rencana pemerintah menghapus kuota impor disambut positif kalangan buruh hingga pedagang pasar. Apalagi atas kekhawatiran kuota impor dijadikan sebagai lahan 'permainan' oknum-oknum tertentu.

Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (Aspirasi), Mirah Sumirat khawatir kuota impor yang diberikan pemerintah hanya digunakan oleh segelintir kalangan saja dan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

"Kalau ditanyakan apakah kuota impor itu bisa jadi ada permainan, iya. Kalau saya bilang iya, pasti ada. Apalagi kalau itu hanya ditunjuk pihak-pihak tertentu tuh, yaudah itu makin kuat aja, makin kuat sekali terkait dengan permainannya, dan pasti itu ada entah itu kelompok tertentu untuk kelompoknya atau untuk pribadinya gitu ya," ungkap Mirah, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (22/4/2025).

"Saya pastikan ada itu. Tapi kalau bicara tentang pembuktiannya, ya pihak kepolisian lah yang membuktikan," ia menambahkan.

Dia sepakat jika tujuan penghapusan kuota impor untuk melawan pihak yang mempermainkan hak tersebut. Namun dia juga meminta ada pengawasan ketat yang dilakukan oleh pemerintah agar pasar lokal tak kebajiran produk dari luar negeri.

"Pengapusan kuota bisa melawan mafia-mafia impor? Kalau secara di atas kertas, iya bisa. Tetapi yang paling penting adalah bagaimana peraturan ditegakkan untuk kemudian sanksi yang memang harus ditegakkan juga. Itu yang paling penting, kemudian pengawasan," tuturnya.

Dia mengaca pada fenomena ketika Indonesia kebanjiran produk impor imbas diterapkannya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor. Aturan itu dinilai jadi musabab banyaknya produk impor ke Tanah Air, terutama sektor tekstil. Maka, diperlukan penguatan pengawasan oleh pemerintah.

"Saya berharap adanya pengawasan dan juga penegakan hukum yang kuat ketika memang ada pelanggaran terkait dengan impor-impor yang tidak sesuai atau impor yang ilegal," tegas dia.

Pedagang Pasar Endus Mafia Kuota Impor

Neraca Perdagangan RI Alami Surplus
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Surplus ini didapatkan dari ekspor September 2021 yang mencapai US$20,60 miliar dan impor September 2021 yang tercatat senilai US$16,23 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengapresiasi rencana penghapusan kuota impor. Dia menduga ada oknum yang mempermainkan jatah impor tersebut.

"Kami mengapresiasi langkah pemerintah untuk penghapusan kuota impor. Karena betul rentan sekali terjadi KKN didalamnya ketika orang-orang tertentu yang bisa atau berhak melakukan importasi," kata dia kepada Liputan6.com.

Dia bilang, mafia kuota impor terdeteksi di sektor pangan. Sebagai contoh ada dalam impor bawang putih.

"Jadi kalau permainan tentu banyak. Mafia-mafia dalam tanda kutip di importasi ini sungguh meresahkan. Kita kasih contoh seperti impor bawang putih. Kita itu importir bawang putih terbesar 100 persen bahkan," kata dia.

 

Perbaikan Tata Kelola

20161018-Ekspor Impor RI Melemah di Bulan September-Jakarta
Aktivitas bongkar muat peti kemas di JICT Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (18/10). Penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan ekspor menyebabkan surplus neraca dagang pada September 2016 mencapai US$ 1,22 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Dia mengatakan, penghapusan kuota itu tidak melulu soal membuka seluas-luasnya kran impor ke Indonesia. Tapi, harus dibarengi dengan perbaikan tata kelola dari hulu ke hilir.

"Sehingga perbaikan ini dimaknai untuk memperbaiki tata kelola pangan kita dari hulu kemudian ada jalur tengah, pendistribusian dan ada hilir. Ini yang harus diperbaiki tata kelola ini," ucapnya.

"Kalau kuota itu dibuka kemudian bebas, saya kira ini justru yang lebih sehat, namun kami berharap importasi itu dilakukan sebagai wujud atau sebagai solusi terakhir ketika produktivitas pangan ktia di dalam negeri tidak mencukupi baru itu bisa kita impor. Namun, jika terasa sudah cukup, bahkan surplus komoditas tertentu maka tidak perlu impor," Reynaldi menambahkan.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya