Liputan6.com, Jakarta - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar mengaku, saat ini dirinya belum ada rencana mengunjungi beberapa desa di Kabupaten Nunukan, yang kembali di klaim oleh Malaysia sebagai bagian dari negara tersebut. Nunukan adalah daerah perbatasan Indonesia-Malaysia.
Hal tersebut lantaran desa-desa itu sudah banyak dikunjungi sejumlah pejabat di Indonesia, baik dari pemerintah pusat maupun daerah. Namun, ia menyesalkan tak ada solusi dari pejabat yang melakukan kunjungan tersebut.
"Saya menghindari ke sana sebenarnya. Karena apa? Karena sudah banyak sekali pejabat yang datang ke sana, meninjau, tapi apa solusinya? Cuma mencatat-catat. Makanya saya menghindari ke sana dulu," kata Marwan Kantor Transmigrasi, Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (25/11/2014).
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menegaskan baru akan mengunjungi desa-desa yang bermasalah dengan perbatasan antarnegara itu jika sudah bisa melakukan perubahan dari sisi pembangunan di sana.
"Bila belum membangun, kan buat apa di sana. Sudah banyak yang berkunjung, tapi belum ada solusi sampai sekarang. Makanya saya menghindari ke sana dulu," tegas Marwan.
Desa Tertinggal
Wacana tentang kunjungan ke beberapa desa di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara yang mempunyai masalah dengan perbatasan antara Negara Indonesia dan Malaysia ini bermula saat Marwan ditanyai perihal apa kriteria desa tertinggal.
Karena dalam program kerja kementerian yang ia pimpin disebut Nawakerja Prioritas, salah satunya menjadikan desa tertinggal sebagai prioritas utama pembangunan infrastruktur. Marwan menjelaskan yang menjadi kriteria desa tertinggal itu ada beberapa poin.
"Pertama SDM (sumber daya manusia)-nya tertinggal. Masih banyak yang buta huruf. Banyak pendidikan di desa-desa itu masih rendah. Pengalaman saya sebagai Caleg lah. Susah sosialisasi dengan mereka, orang-orang pada buta huruf kan," beber dia.
Kemudian kriteria yang kedua, tambah Marwan, secara infrastruktur memang masih sangat minim. Dia pun mengambil contoh dengan fakta yang terjadi pada sejumlah desa di Kabupaten Nunukan itu. "Itu di Nunukan salah satu yang terjadi di daerah perbatasan," kata dia.
Untuk mengatasi ketertinggalan tersebut, Marwan berencana menerapkan solusi yang paling sederhana namun cukup bermanfaat. Yakni pembangunan base transceiver station (BTS) atau stasiun pemancar untuk memperlancar sistem telekomunikasi di daerah tertinggal.
"Untuk komunikasi saja itu kan langka. Janganlah dulu berpikir ada administrasi desa, atau nantinya dapat dana miliaran. Jangan pikir seperti itu dulu deh. Menurut saya ini kita harusnya bangun BTS dulu. Nantinya mau sistem online atau apapun kan jadi gampang," tandas Marwan Jafar.
Menteri Jafar: Banyak Pejabat ke Desa Perbatasan Tanpa Ada Solusi
Menteri Marwan menyesalkan para pejabat yang berkunjung ke desa tertinggal hanya mencatat saja.
diperbarui 26 Nov 2014, 02:30 WIBDiterbitkan 26 Nov 2014, 02:30 WIB
Marwan Jafar menilai pasangan capres-cawapres nomor 2 Jokowi-JK dapat dipastikan menang.... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pesan Muhaimin Iskandar untuk Kader PMII di Acara Launching Munas VII
Ahok Bersuara Soal Aturan Berpoligami ASN Pemprov Jakarta
Eksperimen Mengerikan yang Pernah Dilakukan dalam Sejarah Manusia
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Minggu 19 Januari 2025
Korban Terseret Arus Banjir di Bandar Lampung Ditemukan Meninggal Dunia di Pantai Sukaraja
Polri Selidiki Peristiwa Gugurnya Anggota yang Tertembak di Yalimo, Papua
Tuduhan Meghan Markle Bully Karyawan Kembali Mencuat, Disebut Kerap Merundung Setiap Selasa
Kampung Laut Bontang Kuala, Surga Wisata di Kalimantan Timur
Firasat Gus Dur sebelum Tragedi Tsunami Aceh yang Bikin Romo Benny Akui Kewaliannya
Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Letusan Capai 400 Meter
Wajib Tahu, Berikut Perubahan Jadwal Keberangkatan Kereta Api dari Bandung
3 Kesalahan Tersembunyi yang Jarang Disadari oleh Ahli Ibadah