Kala Ahok dan JK Beda Pendapat Soal Jam Kerja Wanita

Usulan tersebut menurut Ahok akan menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat ataupun publik.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 03 Des 2014, 00:45 WIB
Diterbitkan 03 Des 2014, 00:45 WIB
ahok
Pengamat menilai mundurnya Ahok dari Partai Gerindra akan menyulitkan komunikasi PDIP-Gerindra. (Liputan6.com/ Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai jam kerja pegawai perempuan harus dikurangi selama dua jam. Pengurangan jam kerja itu diperlukan agar perempuan bisa punya waktu lebih untuk mendidik anak. Usulan tersebut menurut Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disapa Ahok akan menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat ataupun publik.

"Bisa berdebat (antara pegawai pria dan wanita). Kalau di DKI, nanti ibu-ibu boleh kerja dekat rumah atau dekat sekolah anaknya, tahun depan itu kita lebih fleksibel agar lebih fungsional. Kan ada poin kerja (yang akan segera diberlakukan)," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Selasa (2/12/2014).

Menurut dia, bila usulan tersebut diterapkan dalam sebuah aturan, mantan Bupati Belitung Timur itu yakin akan banyak pihak yang melakukan protes. Sebab, untuk saat ini saja, para pekerja perempuan sudah mendapatkan banyak kompensasi. "Cewek kan udah dapat cuti hamil, cuti haid, masa sekarang jam kerjanya juga ikutan dikurangi," pungkas Ahok.

Sebelumnya, Wapres Jusuf Kalla atau JK menyampaikan gagasannya mengenai pengurangan jam kerja perempuan. Menurut JK, gagasan ini muncul atas dasar kekhawatiran mengenai nasib generasi muda ke depannya.

Menanggapi JK, MenPAN-RB Yuddy Crisnandi mengatakan, usulan tersebut sangat positif mengingat hal itu akan mendukung pembinaan keluarga yang lebih baik di Indonesia. "Itu sedang dikaji untuk kepentingan pembinaan keluarga yang lebih baik karena setiap anak-anak itu kan membutuhkan kasih sayang ibunya, membutuhkan pembinaan pendidikan, dan membutuhkan keluarga sesuatu harmonis‎," kata Yuddy.

‎Dengan lebih banyak waktu untuk mengurusi anak dan rumah tangganya diharapkan juga mampu mendidik anak-anaknya untuk dalam masa dewasanya mampu berguna bagi bangsa.

Hal itu juga sejalan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang dari setiap tahun akan terus ditingkatkan.

‎"Nah ini yan dipertimbangkan untuk mengurangi jam kerja untuk memberikan kesempatan yang lebih lama untuk ngurus rumah tangga," tegas Yuddy Chrisnandi (Luq/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya