Pasca-Penembakan 2 Brimob, Belasan Rumah Hanoi di Papua Dibakar

Kota Ilaga kini mencekam dan banyak warga yang mengungsi. Pembakaran honai diduga dilakukan untuk mencari pelaku penembakan.

oleh Katharina Janur diperbarui 04 Des 2014, 07:30 WIB
Diterbitkan 04 Des 2014, 07:30 WIB
Ilustrasi Penembakan
Ilustrasi Penembakan (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jayapura - Belasan honai atau rumah adat Papua diduga dibakar oleh anggota Brimob saat melakukan penyisiran, pasca-penembakan 2 anggota Brimob Den A Kotaraja yang diduga oleh kelompok kriminal bersenjata di Ilaga, ibukota Kabupaten Puncak, Papua.

Anggota DPRD Kabupaten Puncak Pelinus Balinal mengatakan, honai yang dibakar itu ditinggal pergi penghuninya, karena ketakutan pasca-penembakan.

"Mereka meninggalkan beberapa honai dan berkumpul dalam satu tempat yang dianggap lebih aman," kata Pelinus ketika ditemui di Jayapura, Papua, Rabu (3/12/2014).

Kota Ilaga kini mencekam dan banyak warga yang mengungsi. Pembakaran honai diduga dilakukan untuk mencari pelaku penembakan. Informasi yang didapat dari masyarakat setempat, polisi sengaja membakar honai itu untuk mencegah honai dijadikan tempat persembunyian para pelaku.

"Ada ketakutan polisi dan masyarakat, jika pelaku bersembunyi di tengah-tengah warga dan membaur dengan masyarakat," kata Pelinus.

Sementara berdasarkan informasi yang dihimpun, pelaku penembakan diduga kelompok bersenjata pimpinan Tenggatmati yang selama ini bermarkas di Kulirik, Mulia Puncak Jaya. Kelompok ini diduga sedang berupaya menggagalkan proses perdamaian abadi yang kini sedang berjalan di Puncak.

Wakapolda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw mengutuk keras penembakan kepada anggotanya, saat sedang membantu proses perayaan Natal bersama masyarakat dan pemda setempat di Ilaga.

"Perayaan Natal bersama itu rencananya akan dilakukan pukul 17.00 WIT hari ini. Ini perbuatan tidak manusiawi. Kami akan mencari siapa mereka dan kami akan mengejar mereka, hidup atau mati," kata dia.

Apalagi, kata Paulus, selama ini TNI/Polri terus ditekan dengan anggapan aparat keamanan di Papua sebagai pelanggar HAM. Tapi kenyataannya aparat keamanan yang terus menjadi korban kekerasan oleh masyarakat sipil bersenjata.

"Saat ini, permasalahan serius yang harus dibahas. Jangan hanya aparat yang ditekan. Harus ada upaya lain dalam penyelesaian masalah ini," tandas Paulus.

Sebanyak 2 anggota Brimob yang bertugas di Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, diduga ditembak kelompok kriminal bersenjata. Penembakan dilakukan di depan kantor bupati setempat pada Rabu 3 Desember 2014.

Beberapa waktu lalu, Polda Papua menangkap 2 pentolan kelompok kriminal bersenjata yang biasa beroperasi di Lanny Jaya dan Puncak Jaya. Keduanya kerap melakukan serangkaian penembakan dan perampasan senjata. (Rmn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya