Kemdikbud Tepis Dualisme Pendidikan Akibat Kurikulum 2013 Disetop

Ada sekolah yang harus menerapkan kurikulum 2013 karena sudah 3 semester, ada yang boleh tak melanjutkan karena baru 1 semester diterapkan.

oleh Oscar Ferri diperbarui 13 Des 2014, 23:45 WIB
Diterbitkan 13 Des 2014, 23:45 WIB
Buku-Kurikulum-2013
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara (jubir) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Ibnu Ahmad membantah ada dualisme sistem pendidikan di sekolah-sekolah akibat ada penghentian Kurikulum 2013 sementara. Sebab ada sekolah yang harus menerapkannya karena sudah 3 semester, ada yang boleh tidak melanjutkan kurikulum 2013 karena masih 1 semester diterapkan.

"Bukan dualisme. Memang penerapannya secara bertahap," kata Ibnu usai diskusi di Warung Daun, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (13/12/2014).

Ibnu juga mengkritik kebijakan Mendikbud Anies Baswedan yang menghentikan sementara kurikulum 2013 itu. Sebab, Mendikbud sebelumnya, yakni M Nuh menargetkan penerapan kurikulum 2013 di seluruh sekolah di Indonesia sampai 2015 dan 2016.

"Karena harapannya kementerian terdahulu, Pak Nuh ingin 2015, 2016 seluruh sekolah itu ingin menggunakan kurikulum 13. Tetapi Menteri Anies yang satu semester itu dikembalikan ke kurikulum 2006," uja‎r Anies.

Oleh karena itu, target tersebut menjadi tidak tercapai. Karena ada masa transisi ini dari M Nuh dengan kurikulum 2013 dan Anies yang menghentikan sementara kurikulum tersebut.

"Maka target 2015 dan 2016 itu tidak akan tercapai. Itu sebabnya ada istilah lain, masa transisinya diperpanjang di tanggan Pak Nuh 2015 dan 2016 mengunakan Kurikulum 2013. Dan Kurikulum 2006 itu kan punya metode sendiri, 2013 punya metode sendiri dalam pembelanjarannya," kata Ibnu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya