Liputan6.com, Semarang - 6 Anggota Bidang Dokter Kesehatan (Dokkes) Polda Jawa Tengah diminta membantu identifikasi jasad korban AirAsia QZ8501 di Jawa Timur dan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Menurut Kabid Dokkes Polda Jateng Kombes Rini Muliawati, permintaan ini disebabkan karena jam terbang tim DVI Polda Jateng yang sudah tinggi.
"Tim ini akan membantu identifikasi jenazah sampai waktu tak ditentukan. Mereka akan mengikuti sampai selesai," kata Kombes Rini, Kamis (1/1/2015).
Melihat kemungkinan kondisi korban, maka mereka yang diberangkatkan salah satunya ahli forensik.
"Kami terus mengikuti perkembangan. Apabila diperlukan tambahan kami akan kirim. Tapi untuk sementara baru enam. Satu di antaranya ahli forensik yang punya pengalaman internasional," ucap Kombes Rini.
Identifikasi jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia jurusan Surabaya-Singapura itu difokuskan di Surabaya, dengan mencocokkan data ante mortem dari keluarga dan jenazah. Sementara pencarian terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan.
Sejauh ini, baru 2 jasad korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 yang dievakuasi melalui posko Pelabuhan Kumai, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Proses tersebut dilakukan pada Rabu 31 Desember 2014 sekitar pukul 23.00 WIB.
Kedua jenazah yang diangkut kapal TB Ocean Rider 14 ini kemudian dilarikan 2 ambulans milik Badan SAR Nasional (Basarnas) dan PT Tanjung Sawit Abadi menuju Rumah Sakit Sultan Imanuddin yang terletak di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Banjarmasin Kolonel Laut Haris Bima Bayuseto mengatakan, jenazah yang untuk sementara diindentifikasi berjenis kelamin perempuan ditemukan kapal perang KRI Yos Sudarso. Sementara 1 jenazah lain yang diduga berjenis kelamin laki-laki ditemukan KRI Sultan Hasanuddin.
Sebuah kartu identitas melekat pada tubuh jenazah perempuan. Khairunisa tertulis pada kolom nama di kartu tersebut. (Tnt)
Advertisement