Aturan Terbaru Bawa Power Bank di Pesawat AirAsia, Simak!

AirAsia telah memperketat kebijakan terkait penggunaan dan pengisian daya power bank di semua penerbangan, berlaku mulai 1 April 2025.

oleh Septian Deny Diperbarui 28 Mar 2025, 21:30 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2025, 21:30 WIB
Targetkan 12 Rute Internasional Baru, Airasia Bakal Buka 2 Rute Tambahan
Maskapai penerbangan Airasia. dok: Indonesia Airasia... Selengkapnya

 

Liputan6.com, Jakarta AirAsia telah memperketat kebijakan terkait penggunaan dan pengisian daya power bank di semua penerbangan, berlaku mulai 1 April 2025.

Kebijakan ini diterapkan sesuai dengan standar keselamatan penerbangan global guna meningkatkan keamanan penerbangan serta meminimalkan risiko insiden yang berkaitan dengan baterai selama penerbangan.

Seluruh penumpang diimbau untuk memastikan bahwa power bank yang dibawa sesuai dengan kebijakan maskapai sebelum tiba di bandara, guna memperlancar proses check-in dan boarding.

Sesuai dengan peraturan mengenai barang berbahaya (Dangerous Goods) yang dikeluarkan oleh International Air Transport Association (IATA) dan Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SE 02 Tahun 2023, power bank yang diperbolehkan memiliki kapasitas maksimal 100 watt-jam (Wh) atau 20.000 miliampere-jam (mAh).

Sementara itu, power bank dengan kapasitas antara 100Wh hingga 160Wh memerlukan persetujuan dari maskapai di konter check-in.

Untuk alasan keselamatan:

  • Power bank harus disimpan di kantong kursi atau di bawah kursi.
  • Power bank tidak diperbolehkan disimpan di kompartemen atas.
  • Penggunaan power bank selama penerbangan tidak diperbolehkan.
  • Power bank dilarang digunakan untuk mengisi daya perangkat elektronik portabel selama penerbangan.
  • Power bank tidak boleh dimasukkan ke dalam bagasi terdaftar dan harus dibawa ke dalam kabin.

“Demi memastikan kebijakan ini dipatuhi, AirAsia akan memasang pengingat keselamatan di konter check-in serta memperkuat sosialisasi melalui pengumuman saat proses boarding dan di dalam pesawat. AirAsia berkomitmen penuh untuk menegakkan standar keselamatan tertinggi sesuai dengan praktik terbaik industri, demi melindungi penumpang, awak pesawat, dan pesawat dari potensi risiko,” tutur Head of Indonesia Affairs and Policy Indonesia AirAsia, Eddy Krismeidi dalam keterangan tertulis, Jumat (28/3/2025).

 

Promosi 1

Kerja Sama Penumpang

PT Indonesia AirAsia Tbk (CMPP) mencatat kinerja keuangan beragam pada 2024. (Foto: AirAsia)
PT Indonesia AirAsia Tbk (CMPP) mencatat kinerja keuangan beragam pada 2024. (Foto: AirAsia)... Selengkapnya

AirAsia mengapresiasi kerjasama seluruh penumpang dalam mematuhi ketentuan ini sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk memastikan perjalanan yang lebih aman dan nyaman bagi semua.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai barang yang dilarang dalam bagasi, silahkan lihat di sini.

Indonesia AirAsia senantiasa mengedepankan standar keamanan dan keselamatan di setiap penerbangan, serta telah diakui secara resmi sebagai operator yang telah lulus audit keselamatan operasional oleh International Air Transport Association (IATA) melalui sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA).

AirAsia Cetak Pendapatan Rp 7,9 Triliun pada 2024, Rugi Bengkak Imbas Rupiah Lesu

Penerbangan Perdana AirAsia Rute Kuala Lumpur - Labuan Bajo Angkut 169 Penumpang dari Malaysia, Buka Jalan Tambah Wisman
Pesawat AirAsia rute Kuala Lumpur - Labuan Bajo mendarat di Bandara Internasional Labuan Bajo, Selasa, 3 September 2024. (dok. AirAsia)... Selengkapnya

PT Indonesia AirAsia Tbk (CMPP) mencatat kinerja keuangan beragam pada 2024. Salah satunya didorong pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Indonesia AirAsia catat pendapatan Rp 7,94 triliun pada 2024. Pendapatan naik 20 persen dari 2023 sebesar Rp 6,62 triliun. Namun, Perseroan masih mencatat rugi. Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 41,2 persen menjadi Rp 1,52 triliun pada 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,08 triliun. Demikian mengutip dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (28/3/2025).

Perseroan menyatakan satu faktor utama yang berkontribusi terhadap kerugian tersebut adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibandingkan 2023.

Namun, perseroan menyatakan tanpa rugi selisih kurs hasil operasional justru mencatatkan perbaikan keuntungan (profitability) sebesar 23% dibandingkan 2023. Adapun, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS melemah sebesar 5%, dari Rp 15.219 menjadi Rp 15.906 per dolar AS. Hal ini memberikan dampak negatif rugi selisih kurs sebesar Rp 580 miliar, atau sekitar 38% dari total kerugian.

 

Total Ekuitas

Semarak! Penerbangan Perdana AirAsia Indonesia Makau-Jakarta
Semarak! Penerbangan Perdana AirAsia Indonesia Makau-Jakarta (Liputan6.com/Andri Wiranuari)... Selengkapnya

Selain itu, Perseroan catat total ekuitas (defisiensi modal), neto sebesar Rp 9,43 triliun pada 2024 dari periode 2023 sebesar Rp 7,90 triliun. Total liabilitas dan ekuitas (defisiensi modal sebesar Rp 5,71 triliun pada 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,11 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 45,37 miliar pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 56,25 miliar.

Sementara itu, Direktur Utama PT AirAsia Indonesia Tbk, Veranita Yosephine menuturkan, sepanjang 2024, Indonesia AirAsia terus memperluas jaringan dengan menambah sejumlah rute internasional baru. Rute itu termasuk Jakarta–Kota Kinabalu, Jakarta–Bandar Seri Begawan, Bali–Cairns, Bali–Phuket, Bali–Kota Kinabalu, Bali–Hong Kong, dan Jakarta–Hong Kong.

“Ekspansi ini tidak hanya mencerminkan peningkatan kinerja operasional, tetapi juga memperkuat Bali sebagai hub mendukung pertumbuhan sektor pariwisata dan perekonomian di berbagai destinasi,” kata dia seperti dikutip dari keterangan resmi Jumat pekan ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya