Ritual Jamasan Gong Kyai Pradah di Blitar Ricuh

Ribuan orang berdesakan dan berebut tumpeng raksasa. Seseorang bahkan nyaris diamuk massa lantaran terjatuh dan menginjak-injak tumpeng.

oleh Liputan6 diperbarui 05 Jan 2015, 08:43 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2015, 08:43 WIB
Tradisi-Jamasan
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Blitar - Ribuan warga yang sudah menunggu lama di Alun-Alun Lodoyo, Blitar, Jawa Timur berebut dan saling dorong di sekitar nasi tumpeng raksasa. Mereka berdesak-desakan untuk mendapatkan nasi tumpeng berisi hasil bumi lengkap dengan lauk-pauknya ini.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (5/1/2015), nasi tumpeng raksasa ini menjadi rebutan karena dipercaya membawa berkah. Ritual ini sempat ricuh ketika seorang warga yang terjatuh justru menginjak-injak nasi tumpeng.

Warga yang kesal dan emosi melempari pelaku. Bahkan pelaku nyaris dihakimi massa. Beruntung polisi yang ada di lokasi langsung mengamankan pria tersebut.

Antusiasme warga dalam ritual Jamasan Gong Kyai Pradah ini memang tak lepas dari kepercayaan warga setempat. Bahwa air bekas penjamasan gong setya dan bunga setaman dipercaya bisa memperpanjang usia, membuat sehat, rezeki melimpah, dan bisa jauh dari marabahaya.

Ritual ini merupakan tradisi yang digelar setiap memasuki bulan Maulid atau muludan untuk menyucikan gong sebagai cikal bakal berdirinya Kabupaten Blitar. Selain melestarikan nilai-nilai budaya Jawa secara turun-temurun, ritual ini juga digelar untuk menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara. (Nfs/Ado)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya