Blusukan di Pulau Seribu, Wagub Djarot Berulang Kali Minta Ampun

Wagub Djarot Saiful Hidajat berulangkali mengucapkan 'ampun deh' saat berkeliling mengecek kondisi Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 06 Feb 2015, 17:27 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2015, 17:27 WIB
djarot
Blusukan Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidajat ke Kepulauan Seribu, Jumat (6/2/2015) (Liputan6.com/Andi Muttya Keteng)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidajat berulangkali mengucapkan 'ampun deh' saat berkeliling mengecek kondisi Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu. Meski mengakui pelayanan puskesmas maupun Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di wilayah itu sangat baik, ada beberapa hal yang masih membuatnya geleng-geleng kepala.

Pertama, bangunan dermaga Dinas Perhubungan (Dishub) DKI yang berdiri di pesisir pantai Pulau Untung. Sementara, dermaga untuk warga hanya terbuat dari kayu. Juga pagar pembatas antara pantai dengan perumahan warga di samping dermaga.

"Ini dermaga nggak boleh hanya khusus untuk Dishub. Ini harus juga dibuka buat warga. Ampun deh, ini juga ada pakai pembatas tembok, bongkar saja," tegas Djarot kepada Marihot, Kepala Sudin Perhubungan Kepulauan Seribu, Jumat (6/2/2015).

Mendapat penjelasan bahwa tujuan tembok setinggi hampir 3 meter itu sengaja dipasang untuk menjaga keamanan, Djarot tak setuju. Menurut dia, jika karena alasan keamanan seharusnya hanya perlu memasang kamera pengawas atau CCTV. Apalagi pulau itu tak terlalu luas.

"Ngapain kita pemerintah dipisah-pisah sama masyarakat. Ampun deh, pokoknya saya minta bongkar. Kalau kita menyatu kan bagus, Pak. Kita bisa luas, untuk duduk anak-anak di sini," imbuh Djarot.

Tak hanya itu, Djarot juga mendapati gazebo-gazebo di sekitar pantai yang bentuknya kurang menarik dan banyak yang rusak. "Ini nggak pantes banget nih. Ampun deh. Masa bentuknya jelek begini. Bongkar aja ini," kata Djarot.

Ia meminta agar gazebo itu dibangun kembali namun dengan bentuk yang lebih berseni dan terpenting terbuat dari material alam. Contohnya, bambu dan daun kelapa. Tidak seperti saat ini yang lantainya dari tegel sementara atapnya seng. Itu pun sudah rusak.

"Yang alami, bukan kayak gini. Ini tidak ada art-nya," ujar Djarot. (Ado/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya