Liputan6.com, Jakarta - Pengacara terpidana mati kasus narkoba Mary Jane Fiesta Veloso, Agus Salim, berharap permohonan Peninjauan Kembali (PK) kliennya dikabulkan. Sebab, tujuan dari PK yang diajukan kliennya adalah mendapat hukuman selain vonis mati atau dikurangi menjadi hukuman seumur hidup.
Lantaran itulah, imbuh Agus, pihaknya mengajukan bukti baru berupa adanya miscommunication atau salah komunikasi dalam persidangan. Apalagi saat sidang vonis mati kliennya hanya ditemani mahasiswa yang belum lulus jurusan bahasa Inggris. Padahal kliennya tidak bisa mengerti bahasa Inggris atau Indonesia. Kliennya yang lulusan SMP itu hanya paham bahasa Tagalog -- bahasa nasional Filipina.
"Penilaian itu tergantung majelis kita berupaya semaksimal mungkin dapat memberikan bukti-bukti yang mendukung permohonan PK kita," ujar Agus Salim di Pengadilan Negeri Sleman, Yogyakarta, Rabu (4/3/2015).
Agus menjelaskan, ada beberapa salah komunikasi saat jalannya persidangan lantaran bahasa. Salah satunya kata "regret" atau penyesalan yang ditanyakan kepada kliennya. Namun karena salah komunikasi inilah akhirnya membuat perbedaan maksud antara kliennya dan jaksa maupun hakim.
"Dia sampaikan regret. Are you regret? Itu pernah diungkap di persidangan dan diterjemahkan saat itu. Menurut Mary Jane "regret" itu apakah Anda merasa bersalah? Mary Jane waktu itu bilang, 'I'm not regret.' Padahal definisinya kan apakah Anda menyesal? Dia kalau menyesal, ya menyesal pengakuan Mary Jane ketika itu," ujar kuasa hukum Mary Jane.
Agus mengatakan pula, miscommunication saat persidangan sebelumnya cukup banyak. Namun Mary Jane mengaku banyak yang lupa karena sudah lama sekitar 5 tahun lalu. Agus menyebut sesuai Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) apa yang didakwakan, terdakwa berhak mengetahuinya dengan bahasa yang dimengerti terdakwa.
"Sesuai Pasal 51 jo 177 (KUHAP) itu hakim akan hadirkan penerjemah dalam proses persidangan. Keliru dalam penerjemah. Dia kan pakai bahasa Tagalog, disidang pakai bahasa Inggris, kan susah. Kalau proses hukum kan yang benar-benar mengerti proses ini," ujar kuasa hukum terpidana mati kasus narkoba Mary Jane tersebut. (Ans/Yus)
Pengacara Mary Jane: Banyak Salah Komunikasi saat Sidang Vonis
Menurut kuasa hukum Mary Jane, kliennya berbahasa Tagalog, namun disidang pakai bahasa Inggris.
diperbarui 04 Mar 2015, 18:45 WIBDiterbitkan 04 Mar 2015, 18:45 WIB
Sidang PK terpidana mati Mary Jane Fiesta Veloso di Pengadilan Negeri Sleman, Yogyakarta, Rabu (4/3/2015). (Liputan6.com/Fathi Mahmud)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Viral Siswi SMA Mirip Jennifer Coppen, Disebut Cantik Natural dan Mamari Versi Hijab
Viral Anak di Bawah Umur Tabrak Petugas Lalu Lintas Polres Garut, Bagaimana Nasibnya?
6 Keutamaan Sedekah Subuh, Menjaga Harta hingga Menghapus Dosa, Caranya Begini
Alexander Marawata Gugat Undang-Undang KPK ke MK, Ini Alasannya
Gaya Berkelas Rieke Diah Pitaloka Saat Mencecar Budi Arie soal Kasus Dugaan Judi Online
Deretan Aroma Kuat yang Kerap Dikatkan dengan Kedatangan Makhluk Halus, Mitos atau Fakta?
Link Live Streaming Liga Europa Manchester United vs PAOK, Sebentar Lagi Mulai di Vidio
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Jumat 8 November 2024
Kasus Pembunuhan Nia Kurnia Sari Akan Difilmkan, Digarap oleh Aditya Gumay
Polisi Masih Jaga Ketat Lokasi Truk Tanah yang Kena Amuk Massa di Tangerang
Pria Lanjut Usia Ditemukan Tewas Tergantung di Area Perkebunan Minahasa
Punya Harta Haram tapi Sudah Taubat, Bagaimana Cara Membersihkannya? Simak Kata Buya Yahya