Liputan6.com, Jakarta - DPRD DKI Jakarta menggelar rapat paripurna membahas laporan Panitia Khusus Hak Angket dugaan kesalahan prosedur APBD 2015. Dalam paripurna itu, anggota dewan memutar video berisi rangkuman berbagai tindakan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang dinilai melanggar etika dan norma.
Video berisi kutipan berita dari berbagai media itu diputar sebelum laporan dibacakan pansus.
"Sebelum pansus menyampaikan laporan, mari kita saksikan video yang berikut ini," ujar Ketua DPRD DKI Jakarta yang juga pemimpin rapat Prasetio Edi Marsudi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (6/4/2015).
Video berdurasi 5 menit itu berisi berbagai kutipan berita tentang Ahok. Berita itu berisi perkataan yang dianggap melanggar etika dan norma.
Selain itu, beberapa tayangan televisi nasional maupun yang diunggah di situs video juga ikut dimuat dalam cuplikan tersebut. Bahkan, tayangan saat Ahok melontarkan bahasa toilet yang ditayangkan langsung di salah satu televisi nasional juga diputar.
Selama penayangan ini, anggota DPRD DKI Jakarta yang hadir dalam paripurna pun bereaksi. Mereka menyambut perkataan itu dengan sorak-sorai dan sesekali bertepuk tangan. Sementara Ahok tak ikut hadir dalam paripurna ini.
Minta Maaf
Ahok sebelumnya sudah meminta maaf kepada para pihak yang tersinggung atas perkataan kasarnya selama ini. Namun mantan Bupati Belitung Timur itu mengaku bukan tanpa alasan pernyataan kasar kerap terlontar dari mulutnya.
Advertisement
Ini karena Ahok kesal dengan kelakuan para pejabat yang diduga menyelewengkan APBD DKI Jakarta. Padahal warga Jakarta hidup serba kekurangan.
"Kalau orang yang merasa tersinggung, atau merasa tidak suka perkataan saya membawa bahasa toilet, ya saya minta maaf," kata Ahok pada 20 Maret 2015.
"Oknum pejabat nyolong uang gila-gilaan dan dengan santun pakai gaya bahasa agama, kamu muak nggak kira-kira? Nah itu ungkapan perasaan saya yang sudah nggak tahan," imbuh Ahok. (Ndy/Sss)