TB Hasanuddin PDIP: Cek Ulang Pesawat F-16 Hibah dari Amerika

Pesawat dengan tail number TS-1643 itu merupakan hibah dari‎ Amerika Serikat. Pesawat tersebut tiba pada September 2014.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 16 Apr 2015, 12:34 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2015, 12:34 WIB
TB Hasanuddin
TB Hasanuddin

Liputan6.com, Jakarta - Jet Tempur F-16 milik TNI terbakar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pagi ini sekitar pukul 08.20 WIB. Pesawat dengan tail number TS-1643 itu merupakan hibah dari‎ Amerika Serikat (AS). Pesawat tersebut tiba pada September 2014.

"F-16 ini merupakan pengadaan terbaru setelah saya melihat nomor ekornya. Itu sempat kita tolak mati-matian. Ya kenapa coba beli yang bekas, padahal kita inginkan beli yang baru," kata Anggota Komisi I DPR Mayor Jenderal TNI (Purn) Tubagus Hasanuddin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (16/24/2015).

Politisi PDIP ini menjelaskan, dalam pembahasan di Komisi I DPR terdahulu, sempat diusulkan agar dana US$ 650 juta digunakan untuk membeli pesawat F-16 tipe terbaru yaitu F-16 blok 60. Ada penambahan anggaran untuk membeli F-16 yakni dengan total US$ 800 juta.

Namun, pemerintah tidak mau mengikuti usulan itu lantaran dana sebesar itu hanya mampu untuk membeli 6 buah pesawat. Sementara, jika dibelikan pesawat bekas, maka akan mampu membeli 4 kali lipat atau sebanyak 24 pesawat.

"Kita mati-matian ingin membeli yang canggih, agar ada efek deterence yang tinggi dengan F-16 blok 60 itu. Kalau beli pesawat paling bagus di Asia ini kita dapat 6 biji dengan persenjataannya lengkap. Tapi Kepala Staf Angkatan Udara ketika itu tidak setuju dan sudah minta tanda tangan Menhan dan Presiden untuk beli yang bekas, dapat 24 pesawat," ujar dia.
 
Pesawat bekas, lanjut dia, sudah di grounded di Gurun Arizona yang kemudian dirakit ulang. Tidak hanya itu, F-16 yang dibeli Indonesia merupakan pesawat bekas patroli daerah, bukan pasukan yang digunakan sebagai alat tempur.

"Makanya pada 5 Oktober 2014 pesawat itu datang 4 buah, dengan 2 di antaranya sudah ada keretakan, konon tidak bisa take off, bahkan tidak ada parasut pengerem," lanjut politisi PDIP tersebut.

Sekretaris Militer era Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004) ini menyarankan, agar ke-24 pesawat pengadaan baru tersebut dicek ulang dan diinvestigasi. Ini demi keselamatan pilot yang mengendarai pesawat.

"Saran saya 24 pesawat itu harus dicek ulang dan investigasi. Jangan lagi beli pesawat yang di-direct rekanan, karena yang diomongin cuma untung terus. Sebagian pesawat bekas keberadaannya masih di AS itu harus dicek ulang," tandas TB Hasanuddin. (Mvi/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya