KBRI di Yaman Terkena Ledakan Bom, Menlu Imbau WNI Mau Dievakuasi

KBRI Yaman terkena ledakan bom pada 20 April 2015 pukul 10.45 waktu setempat.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 20 Apr 2015, 18:47 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2015, 18:47 WIB
Retno Marsudi
Menlu Retno Marsudi (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia mengecam keras ledakan bom yang mengenai Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Sanaa, Yaman. Karena kondisi ini pun, pemerintah meminta warga negara Indonesia yang masih berada di Yaman mau dievakuasi.

"Situasi Sanaa membuktikan situasi (Yaman) akan cepat berubah, situasi akan cepat berubah menjadi tak kondusif karena wilayah tersebut adalah wilayah konflik," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Gedung Jakarta Center (JCC), Senin (20/4/2015).

"Anak-anak kita mahasiswa Indonesia yang berada di Tarim dan Almukala (Yaman) yang sebenarnya sudah banyak dievakuasi, untuk mau dievakuasi," sambung dia.

KBRI Yaman terkena ledakan bom pada 20 April 2015 pukul 10.45 waktu setempat. Serangan tersebut telah mengakibatkan terlukanya beberapa staf diplomat Indonesia terluka dan rusaknya Gedung KBRI Sana’a serta seluruh kendaraan milik KBRI yang berada di area tersebut.

Sementara KBRI Sanaa menginformasikan, saat ini terdapat 17 WNI yang terdiri dari staf KBRI Sanaa, anggota tim evakuasi WNI dari Jakarta, dan WNI yang sedang mengungsi.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) telah menginstruksikan kepada KBRI dan tim evakuasi di Sanaa untuk segera mengambil langkah yang diperlukan untuk mengamankan keselamatan warga negara Indonesia yang berada di sana.

2 staf diplomat dan seorang WNI yang terluka telah mendapatkan pertolongan dan bersama seluruh WNI lainnya sudah dievakuasi ke Wisma Duta di Sanaa untuk segera berupaya menuju ke Hudaidah. (Mvi/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya