Liputan6.com, Aceh Besar - Kondisi jalan yang rusak, berbukit, dan melintasi perhutanan, tidak menyurutkan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar untuk mendatangi kawasan calon transmigrasi di Desa Data Cut, Jantho, Aceh Barat. Kedatangannya untuk mengecek kondisi kawasan yang nantinya ditempati para transmigran.
"Kondisi Aceh sudah kondusif. Tidak ada yang perlu ditakuti lagi. Masyarakat dan aparat keamanan sudah bisa saling menjaga. Jadi untuk ditinggali transmigran, tidak perlu khawatir lagi. Kita akan terus kembangkan daerah lain," ujar Menteri Marwan melalui keterangan tertulisnya yang diterima, Senin (20/4/2015).
Marwan menyatakan, langkahnya mendatangi kawasan transmigran terpencil merupakan tugas utama sebagai Menteri Desa. "Tidak hanya berkantor di kota saja, tapi desa dan kawasan tertinggal pasti saya datangi demi mensejahterakan masyarakat. Dan saya harap, mendapat dukungan dari seluruh elemen masyarakat."
Desa Data Cut berjarak sekitar 30 kilometer atau menempuh jarak 30 menit dari ibukota Kabupaten Aceh Barat. Daerah itu dulunya di masa konflik, terkenal dengan wilayah 'hitam'. Sekitarnya dikelilingi perbukitan yang potensi wilayahnya pada sektor perkebunannya.
Daerah itu disiapkan untuk transmigran lokal dengan luas areal kisaran 200 hektare, yang bisa menampung 700 keluarga. Sementara disiapkan hanya 50 keluarga.
Sebelum ke lokasi Desa Data Cut, ada wilayah transmigrasi di Desa Sukatani yang sudah dihuni sejak tahun 1983 dengan pendatang dari Jawa sebanyak 200 keluarga. Namun karena konflik, akhirnya ditinggalkan dan hanya menyisakan 50 keluarga.
"Kalau seorang menteri sudah pernah ada datang ke lokasi, berarti kondisi daerah sini sudah aman. Dan bisa dijadikan lokasi transmigrasi. Tapi untuk sementara untuk trans lokal. Tidak menutup kemungkinan dari daerah lain," tutur Marwan.
Menyambangi Perajin Rencong
Sesudah mendatangi wilayah calon transmigrasi, Menteri Marwan mendatangi perajin rencong Aceh Besar, Gampong Baet dan Baet Lampuot. Di tempat itu, ia melihat langsung pembuatan senjata khas provinsi berjuluk Serambi Mekah.
"Harus dilestarikan dan menjadi peningkatan ekonomi masyarakat sekitarnya. Selain lestarikan budaya, harus dapat sejahterakan warga," ujar Marwan.
"Memang kendalanya, hanya pemasaran. Nanti kementerian bantu untuk mensosialisasikan market ke pasaran lokal, nasional, dan internasional. Pemerintah daerah harus bisa membantu dan mendorong serta perhatikan kerajinan khas masyarakatnya," papar Marwan.
Ia menambahkan, potensi daerah harus dikembangkan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Dengan badan itu, sesungguhnya bisa membangun level paling bawah, yaitu masyarakat.
"Pendekatan kita kesejahteraan, ekonomi. Itu yang kita kembangkan untuk sejahterakan masyarakat desa," pungkas Menteri Marwan Jafar. (Tnt/Ans)
Energi & Tambang