Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie menyarankan agar Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tidak mencalonkan diri sebagai ketua umum lagi dalam Kongres III Partai Demokrat, tapi menjadi pemersatu internal dan pembimbing partai.
Namun, Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan pernyataan Marzuki itu menandakan tidak tahu aspirasi kader yang begitu besar mendukung SBY menjadi ketua umum kembali.
"Berati (Marzuki) tidak tahu aspirasi kader. Ini adalah murni aspirasi kader. Kalau dia nyatakan lain ya dia tidak tahu aspirasi kader. Hampir semuanya inginkan SBY jadi ketum," kata Syarief, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/4/2015).
Syarief membantah tidak ada regenerasi kepemimpinan di Partai Demokrat. Menurutnya, regenerasi sudah berjalan karena di parlemen saat ini, banyak diisi oleh kader muda partai.
"Anda lihat di MPR/DPR itu 80 persen anak muda. Itu berarti regenerasi berlangsung. Proses regenerasi tidak bisa memotong satu generasi, perlu pengantar. Ini berlangsung secara gradual. Nggak bisa senior hilang," ujar dia.
Terkait pencalonan diri Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai ketum, Syarief menuturkan belum ada jawaban pasti dari Presiden ke 6 tersebut. Selama ini, hanya kader-kader saja yang meminta SBY kembali jadi ketum karena kesuksesan partai di masa lalu.
"Sampai sekarang SBY belum tentukan sikap. Tapi kader yakin yang bisa naikan elektabilitas Demokrat hanya SBY. Karena Pemilu 2009 faktor utama Demokrat dapatkan suara itu karena figur SBY," pungkas mantan Menteri Koperasi dan UKM itu.
Sebelumnya, Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie mengatakan, dukungan pada Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY untuk maju lagi sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam Kongres Surabaya mendatang tidak murni dari para pengurus daerah. Marzuki menilai dukungan itu merupakan hasil rekayasa para elite DPP Partai Demokrat.
"Kalau dukungan itu murni, saya pastikan saya akan dukung SBY juga. Tapi laporan dari daerah dukungan itu dikondisikan elite DPP yang menggunakan jabatannya sebagai pengurus. Ini memprihatikan sekali," kata Marzuki saat dihubungi di Jakarta, Selasa 21 April 2015 kemarin. (Han/Mut)