Gunung Karangetang Meletus, 465 Warga Sitaro Mengungsi

"Pengungsi tidak membawa barang apa-apa karena kejadian mendadak."

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 08 Mei 2015, 18:31 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2015, 18:31 WIB
Ilustrasi letusan gunung api
Ilustrasi letusan gunung api (LiveScience)

Liputan6.com, Jakarta Adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunungapi Karangetang di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara telah menyebabkan 465 orang mengungsi.

Hal ini disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (8/5/2015).

Dituturkan dia, pada Kamis 7 Mei 2015 pukul 14.00 Wita terjadi erupsi disertai guguran lava pijar yang menimbulkan awan panas dan debu vulkanik tebal. Awan panas meluncur ke sisi timur sejauh 4 km.

Data sementara, 4 rumah warga yang berada di Kampung Kora-Kora Kelurahan Bebali Kecamatan Siau Timur dilaporkan telah rata dengan tanah.

Pada Jumat pagi terjadi 1 kali luncuran awan panas dengan jarak luncur 2,5 kilometer. Luncuran awan panas mengarah ke selatan pusat letusan atau mengarah ke Kali Kahetang dan Kali Awang. Saat ini lontaran batu pijar dan awan panas masih terus berlangsung.

Tidak ada korban jiwa. 465 Pengungsi tersebar di 3 titik pengungsian. Pengungsi berasal dari Kelurahan Bebali Kecamatan Siau Timur yang berada di radius 5 km dari puncak kawah.

"Pengungsi tidak membawa barang apa-apa karena kejadian mendadak. Masyarakat sudah terbiasa dengan letusan Gunungapi Karangetang. Namun letusan dengan awan panas kemarin adalah yang besar, sehingga masyarakat langsung mengungsi," kata Sutopo.

Tidak ada kenaikan status gunung terkait dengan erupsi sejak kemarin. Status Gunungapi Karangetang tetap Siaga atau Level III. Rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bagi warga untuk tidak mendekati Karangetang dalam radius 4 km dari kawah.

"BPBD Kabupaten Sitaro telah memberikan pelayanan kebutuhan dasar bagi pengungsi. Pendataan masih dilakukan. Kebutuhan mendesak adalah masker, lauk-pauk, pakaian, selimut, makanan bayi, dan alas tidur," demikian Sutopo. (Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya