Densus 88 dan BNPT Diminta Serius Tangani Ancaman Teror OPM

Sikap Densus 88 bertolak belakang ketika menangkap dan memberantas teroris yang mengatasnamakan Islam.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 25 Mei 2015, 09:57 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2015, 09:57 WIB
Densus 88
(Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi III DPR Aboebakar Alhabsyi mengaku prihatin dengan sikap diam aparat keamanan dan pasukan Detasemen khusus (Densus) 88 Polri. Hal itu terkait dengan ancaman terorisme kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM), pimpinan Puron Wenda dan Enden Wanimbo.

"Menurut berita yang ada mereka secara terbuka telah menebarkan ancaman melancarkan perang terbuka terhadap TNI, Polri dan masyarakat non-Papua. Ini adalah bentuk teror yang nyata dan secara terbuka telah disampaikan ke publik. Hal ini seharusnya ditanggapi secara serius oleh Kepala Densus 88 dan Kepala BNPT," kata Aboebakar saat dihubungi di Jakarta, Senin (25/5/2015).

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menilai, sikap Densus 88 bertolak belakang ketika menangkap dan memberantas teroris yang mengatasnamakan Islam.

"Masyarakat banyak yang menanyakan kepada kita selaku mitra kerja, kenapa Densus 88 hanya diam saja dengan teror yang terang benerang seperti itu. Akhirnya, beberapa kalangan membandingkan persoalan ini dengan penembakan yang dilakukan Densus terhadap Nurdin pada September tahun yang lalu," beber Aboebakar.

Dia menambahkan, jika ancaman terorisme itu muncul dari kelompok-kelompok ekstremis berkedok agama, maka aparat dengan sigap bertindak dan tak mengenal tempat.

"Nurdin ditembak saat shalat ashar karena diduga sebagai teroris, namun orang-orang ini yang sudah melancarkan ancaman teror secara terbuka hanya diam saja. Akhirnya sebagian orang menyimpulkan, bahwa aparat memiliki standar ganda dalam mengkategorisasikan teroris," tandas Aboebakar. (Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya