Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Jago Tbk (ARTO) berhasil menjaga momentum kinerja yang positif pada kuartal pertama 2025. Sebagai bank berbasis teknologi yang tertanam dalam ekosistem digital, Bank Jago berhasil mencatatkan pertumbuhan pada jumlah nasabah, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), serta penyaluran kredit.
Hingga kuartal I 2025, Bank Jago telah melayani 16,3 juta nasabah, termasuk 13 juta nasabah funding melalui aplikasi Jago. Jumlah pengguna Aplikasi Jago bertambah 4 juta nasabah dibandingkan posisi akhir kuartal I-2024 yang sebanyak 9 juta nasabah.
Advertisement
Baca Juga
Kenaikan jumlah nasabah funding sejalan dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 62 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Per Maret 2025, total DPK Bank Jago mencapai Rp 21,4 triliun, naik dari Rp 13,2 triliun per Maret 2024. Dari jumlah tersebut, komposisi current account and savings account (CASA) mencapai 54 persen atau Rp 11,5 triliun, sedangkan komposisi term deposit (TD) mencapai 46 persen atau Rp 9,9 triliun.
Advertisement
“Dengan situasi perekonomian global yang mengalami ketidakpastian, kami berusaha menjaga kinerja bank tetap positif dan tumbuh secara sehat dengan tetap mengamati potensi risiko dari gejolak yang ada,” ungkap Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung dalam keterangan resmi, Jumat (25/4/2025).
Dari sisi penyaluran kredit, Bank Jago mencatatkan pertumbuhan sebesar 42 persen yoy. Penyaluran kredit pada akhir kuartal I 2025 mencapai Rp 20,3 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar Rp 14,3 triliun. Pertumbuhan penyaluran kredit tercapai berkat strategi kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.
Bank Jago menyalurkan kredit secara berkualitas dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Ini terlihat dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,3 persen atau di bawah rata-rata NPL perbankan nasional.
Laba Kuartal I 2025 Naik 178 Persen
Pertumbuhan kredit mendorong naik aset Bank Jago menjadi Rp 32,5 triliun atau tumbuh 44 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 22,5 triliun. Sementara Bank Jago juga membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp 60 miliar per akhir Maret 2025 atau tumbuh 178 persen dari akhir Maret 2024 sebesar Rp 22 miliar.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 36,4 persen, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. Di sisi lain rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio berada pada 94 persen, mencerminkan tingkat likuiditas yang sehat.
“Pencapaian ini merupakan bukti Bank Jago tetap fokus untuk bertumbuh sebagai bank berbasis teknologi yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi serta fundamental dan manajemen risiko yang baik. Dengan situasi yang menantang, kami selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian sambil melihat peluang untuk tumbuh secara berkelanjutan,” pungkas Arief.
Pada perdagangan hari ini, Jumat 25 April 2025, saham ARTO naik 5,90 persen ke posisi 1.885 pada penutupan sesi I. Dalam sepekan, saham ARTO naik 17,81 persen meski masih mencatatkan penurunan 22,43 persen sejak awal tahun atau secara year to date (YTD).
Advertisement
Bank Jago Gandeng Google Cloud untuk Layani Nasabah
Sebelumnya, PT Bank Jago Tbk (Bank Jago) dan Google Cloud mengumumkan kolaborasi strategis jangka panjang baru untuk mendukung strategi inovasi Bank Jago ke depan.
Dalam kolaborasi ini Bank Jago dan mitra strategis teknologinya, DKatalis, akan memanfaatkan teknologi yang ditawarkan Google Cloud, seperti platform BigQuery dan Vertex AI. Hal ini untuk meningkatkan pengalaman perbankan nasabah, menciptakan efisiensi, serta menghasilkan pertumbuhan bisnis bank.
"Sebagai bank berbasis teknologi, kami memiliki aspirasi untuk meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta orang melalui solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan, didorong oleh inovasi terbaru dari cloud, data, dan AI. Sejak 2021, kami telah memanfaatkan infrastruktur di dalam negeri dan layanan terkemuka di industri Google Cloud sehingga membuat akses perbankan lebih mudah dan nyaman,” kata Direktur Utama Bank Jago Arief Harris, seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (18/12/2024).
Hingga kuartal III-2024, Bank Jago telah melayani lebih dari 14 juta nasabah. Infrastruktur Google Cloud yang secure-by-design memungkinkan Bank Jago beroperasi secara lebih efisien melayani jutaan nasabah serta mendorong pertumbuhan bank yang berkelanjutan.
Kolaborasi Baru
Kolaborasi baru dengan Google Cloud ini juga memungkinkan Bank Jago memanfaatkan kekuatan AI gen AI melalui Vertex AI, yang terintegrasi dengan kemampuan analitik data BigQuery. Ini memungkinkan Bank Jago untuk terus menghadirkan produk, layanan, dan fitur inovatif yang memenuhi kebutuhan serta ekspektasi nasabah yang terus berkembang.
“Bank Jago dan DKatalis memperkuat kolaborasi dengan Google Cloud. Kolaborasi ini memungkinkan tim kami untuk mengubah ide-ide menjadi solusi keuangan inovatif secara cepat dan aman. Dengan aspirasi yang dimiliki Bank Jago, kami berkomitmen untuk memasukkan teknologi terkini dan relevan ke dalam produk dan layanan digital Bank Jago dan memberikan pengalaman yang lebih personal dan intuitif kepada nasabah,” tutur Chief Executive Officer DKatalis Kharim Siregar.
Dalam industri yang diregulasi ketat di mana kepercayaan adalah hal utama, Google Cloud mendukung Bank Jago dengan lingkungan yang terkelola sepenuhnya untuk inovasi yang fleksibel, dilengkapi dengan fitur keamanan, kepatuhan, dan tata kelola.
Advertisement
Jaga Keamanan Model AI
Sebagai contoh, Vertex AI mengimplementasikan enkripsi data dan kontrol akses Google Cloud untuk membantu Bank Jago menjaga keamanan model AI dan data pelatihannya. Dengan Vertex AI Model Registry, Bank Jago telah menciptakan perpustakaan data terpusat untuk model AI.
Ini untuk memastikan para pengembang hanya menggunakan model yang telah dilatih sebelumnya atau yang telah disempurnakan yang telah disepakati untuk penggunaan di dalam organisasi, sehingga mempercepat pengembangan solusi, menghilangkan penilaian yang berulang, dan mengurangi risiko.
Untuk memvalidasi solusi AI para pengembang berfungsi sebagaimana mestinya sebelum penerapan skala penuh, Bank Jago dan DKatalis telah menggunakan Vertex AI Pipelines untuk mengimplementasikan alur kerja yang terstandarisasi.
