Ahok: Gabung PDIP? Belanda Masih Jauh

Terkait ada niat kembali berpasangan dengan Ahok pada Pilkada serentak 2017 nanti, Djarot mengaku belum terpikirkan.

oleh Muhamad Nuramdani diperbarui 18 Jun 2015, 17:22 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2015, 17:22 WIB
Ahok Hadiri Sidang Paripurna DPRD DKI
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wagub Djarot Saiful Hidayat saat menghadiri Sidang Paripurna DPRD, Jakarta, Senin (12/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Tidak lama lagi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak akan berlangsung. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang saat ini tidak masuk ke partai manapun, disebut-sebut akan digandeng PDI Perjuangan untuk dicalonkan.

Namun saat mengikuti rapat paripurna rancangan peraturan daerah (Raperda) kepariwisataan dan pelestarian kebudayaan Betawi di Gedung Balaikota DKI Jakarta, Ahok malah berseloroh sambil menunjuk Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat.

"Tanya dong yang punya PDIP. Belanda masih jauh," gurau Ahok di Balaikota, Jakarta, Kamis (18/6/2015).

Spontan, Wagub Djarot yang notabene politisi PDIP itu, meminta Ahok agar melanjutkan paripurna. "Waduh, mikir (pencalonan Pilgub) jauh banget. Kerja dulu saja sekarang," pinta mantan Walikota Blitar itu.

Terkait ada niat kembali berpasangan dengan Ahok pada Pilkada DKI 2017 nanti, Djarot mengaku belum terpikirkan. Dia hanya ingin fokus bekerja sekarang ini. "Belum mikir," pungkas Ketua DPP PDIP itu.

Pada 2004, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mulai terjun ke dunia politik dan bergabung di bawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) sebagai ketua DPC Partai PIB Kabupaten Belitung Timur.

Dengan keterbatasan keuangan dan menolak memberikan politik uang kepada rakyat, pada Pemilu 2004 dia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.

7 Bulan menjadi DPRD, muncul banyak dukungan yang mendorong Ahok menjadi bupati. Maju sebagai calon Bupati Belitung Timur pada 2005, Ahok mempertahankan cara kampanyenya, yaitu bebas politik uang dan melayani langsung rakyat dengan memberikan nomor telepon genggam pribadinya.

Kesuksesan ini terdengar ke seluruh Bangka Belitung dan mulailah muncul suara-suara untuk mendorong Ahok maju sebagai Gubernur pada 2007. Namun ia gagal menjadi Gubernur Babel.

Pada pemilu legislatif 2009, Ahok maju sebagai calon legislatif dari Partai Golongan Karya. Dia berhasil mendapatkan suara terbanyak dan memperoleh kursi DPR berkat perubahan sistem pembagian kursi dari nomor urut menjadi suara terbanyak.

Selama di DPR, ia duduk di Komisi II. Ahok bisa dikatakan sebagai pioner dalam pelaporan aktivitas kerja DPR, baik dalam proses pembahasan undang-undang maupun dalam berbagai kunjungan kerja. Semua laporan bisa diakses melalui websitenya.

Pada 2012, nama Ahok kian mencuat. Bersama Joko Widodo yang diusung PDIP, Ahok maju sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta yang diusung Partai Gerindra. Pasangan ini akhirnya memenangkan Pilkada DKI 2012. Setelah Jokowi maju ke RI1, Ahok pun maju menggantikan mantan Walikota Solo itu sebagai Gubernur DKI hingga kini. (Rmn/Mut)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya