Lapan Luncurkan Satelit Pemantau Kapal dengan Roket India

Satelit Lapan-A2 rencananya akan diluncurkan dari pangkalan antariksa Sriharikota, India.

oleh Liputan6 diperbarui 19 Jun 2015, 09:36 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2015, 09:36 WIB
Saksikan Peluncuran Satelit DSCOVR Milik NASA
Suatu video diunggah oleh NASA terkait dengan peluncuran salah satu wahana antariksa.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) akan meluncurkan satelit pemantau kapal menggunakan roket PSLV-C23 milik India pada Oktober 2015.

"Oktober nanti rencananya satelit Lapan-A2 diluncurkan untuk pemantauan kapal dan penginderaan jauh juga," kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin tentang peluncuran satelit yang lama tertunda itu, Jumat (19/6/2015).

Ia mengatakan, satelit Lapan-A2 akan diluncurkan dari pangkalan antariksa Sriharikota, India. "Tantangannya akan lebih besar dengan orbit di ekuator," jelas dia.

Satelit yang pembangunan dan peluncurannya total menghabiskan dana Rp 50 miliar itu bobotnya 100 kg dan dilengkapi dengan sensor Automatic Identification System (AIS) yang mampu mendeteksi pergerakan kapal-kapal di perairan Nusantara.

Satelit itu akan melintas sebanyak 15 kali dalam waktu sekitar 20 menit per hari.

Lapan sudah menggelar Kolokium untuk mempersiapkan peluncuran satelit Lapan-A2, yang antara lain membahas kesiapan setiap unsur penunjang operasi satelit di stasiun Bumi yang mencakup sistem stasiun Bumi, perangkat lunak kendali satelit, SOP operasi satelit Lapan-A2, kesiapan operator pelaksana operasi satelit, dan perawatan stasiun Bumi yang akan disiapkan di Rancabungur, Rumpin, dan Biak.

Lapan saat ini sedang mempersiapkan satelit A3 untuk pemantauan pertanian, bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). Pengembangan hingga peluncuran satelit ini, menurut Thomas, menghabiskan dana sekitar Rp 65 miliar.

"Selanjutnya kita mempersiapkan satelit Lapan-A5 dan Lapan-A6. Kita juga menyiapkan Inmarsat dengan ukuran besar, dan Menko Maritim meminta sensor radar juga terpasang di sana, biayanya mahal mencapai Rp 5 triliun," pungkas Thomas. (Ant/Tnt/Mut)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya