Liputan6.com, Jakarta Bumi yang kita huni saat ini berputar dengan kecepatan sekitar 1.600 km per jam di sekitar ekuator. Meskipun kita tidak merasakannya, rotasi planet ini memengaruhi banyak aspek kehidupan, dari cuaca hingga waktu siang dan malam. Namun, apa yang akan terjadi jika bumi tiba-tiba berhenti berputar?
Dalam kenyataannya, jika Bumi berhenti berputar mendadak, dampaknya akan sangat merusak dan bisa menyebabkan kiamat. Semua yang berada di permukaan Bumi, termasuk atmosfer dan lautan, akan terus bergerak dengan kecepatan rotasi semula, menciptakan kekuatan destruktif yang luar biasa. Sebagai tambahan, perubahan drastis pada panjang hari dan malam juga akan mempengaruhi iklim dan kehidupan di planet kita.
Namun, jika Bumi berhenti berputar secara bertahap, dampaknya tidak akan langsung terasa tetapi tetap akan sangat mengubah kehidupan seperti yang kita kenal. Berikut penjeasan lebih jauh apa yang akan terjadi jika Bumi berhenti berputar.
Advertisement
Dampak Langsung: Kekuatan Destruktif dari Momentum
Jika Bumi tiba-tiba berhenti berotasi, segala sesuatu yang ada di permukaan planet ini akan terus bergerak dengan kecepatan rotasi semula, yang dapat mencapai sekitar 1.600 km per jam di sekitar ekuator.
Hal ini terjadi karena adanya momentum yang ditinggalkan oleh benda-benda yang bergerak. Segala sesuatu yang tidak terikat dengan permukaan Bumi, seperti air, udara, bangunan, dan bahkan manusia, akan terlempar ke luar, mengikuti lintasan yang melingkar mengelilingi planet. Sebagai hasilnya, tsunami yang sangat besar akan melanda wilayah pesisir, dan gedung-gedung tinggi akan runtuh akibat terjangan kekuatan ini. Proses ini akan menghasilkan pergerakan material yang sangat kuat, menciptakan efek setara dengan sejumlah ledakan besar di seluruh dunia.
Selain itu, gempa bumi besar dan letusan gunung berapi kemungkinan akan terjadi sebagai dampak dari tekanan yang ditimbulkan oleh pergerakan mendadak ini. Semua pergeseran permukaan yang terjadi akibat kehilangan momentum rotasi Bumi akan menghancurkan infrastruktur dan ekosistem yang ada. Untuk manusia dan semua makhluk hidup lainnya, bencana semacam ini hampir pasti akan mengakibatkan kehancuran total dalam waktu yang sangat singkat. Karena itu, dapat dipastikan bahwa berhentinya rotasi Bumi secara mendadak akan membawa dampak fatal bagi semua kehidupan di Bumi.
Advertisement
Perubahan Besar pada Permukaan Lautan
Jika Bumi berhenti berotasi secara bertahap, lautan akan berpindah tempat akibat hilangnya gaya sentrifugal yang selama ini menahan air di sekitar ekuator. Akibatnya, lautan akan mengalir ke kutub, menciptakan dua lautan besar di sepanjang kutub Bumi. Proses ini akan mengubah kondisi geografi planet secara dramatis, mengakibatkan sebagian besar wilayah yang ada di sekitar ekuator terendam oleh air.
Berdasarkan penelitian, kehilangan gaya sentrifugal ini akan menyebabkan perubahan besar dalam topografi Bumi, termasuk mengurangi kedalaman samudra di sekitar ekuator sekitar 8 km. Wilayah yang sebelumnya tidak terendam air akan terangkat, menciptakan belahan daratan baru yang memisahkan kedua lautan besar ini.
Perubahan permukaan laut ini juga akan memengaruhi ekosistem laut secara drastis. Banyak spesies yang bergantung pada lingkungan laut yang seimbang akan kehilangan habitatnya, dan perubahan ini bisa menyebabkan kepunahan massal spesies tertentu. Tidak hanya itu, wilayah yang sekarang lebih tinggi akan menjadi tempat yang lebih kering dan mungkin menjadi gurun akibat hilangnya air yang melimpah di sekitar ekuator. Ini akan mempengaruhi distribusi kehidupan di Bumi secara keseluruhan, dengan banyak spesies terpaksa beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan lebih ekstrem.
Perubahan Iklim: Hari yang Panjang dan Panas
Ketika Bumi berhenti berputar, satu hari di planet ini akan menjadi sama panjangnya dengan satu tahun. Setiap titik di Bumi akan mengalami periode panjang sinar matahari yang berlangsung selama enam bulan, diikuti dengan enam bulan kegelapan total. Dalam periode sinar matahari yang panjang ini, suhu akan terus meningkat, menciptakan pemanasan ekstrem di sebagian besar planet.
Di wilayah tengah, yang mendapat paparan sinar matahari terus-menerus, suhu akan mencapai lebih dari 100°C, sehingga menyebabkan hampir semua sumber air seperti danau dan sungai mengering atau berubah menjadi uap air yang terbawa angin menuju kutub.
Perubahan iklim yang terjadi akibat berhentinya rotasi ini akan mengubah cuaca global. Di daerah yang terpapar langsung dengan matahari, suhu ekstrem akan membuat kehidupan hampir mustahil bertahan tanpa perlindungan yang sangat khusus. Sementara itu, wilayah yang terletak di sisi gelap Bumi akan membeku, karena tidak ada lagi paparan sinar matahari yang bisa menghangatkan permukaan. Perbedaan suhu yang ekstrem antara sisi terang dan sisi gelap Bumi akan menciptakan angin kencang yang terus bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya, memperburuk kondisi cuaca global.
Advertisement
Kehidupan dan Keberlangsungan Ekosistem
Jika rotasi Bumi berhenti, kehilangan medan magnet yang dihasilkan oleh rotasi planet akan menjadi salah satu konsekuensi yang paling berbahaya bagi kehidupan. Medan magnet Bumi melindungi kita dari radiasi berbahaya yang datang dari luar angkasa, dan jika medan ini hilang, kehidupan akan menjadi sangat terancam.
Ini karena radiasi kosmik yang biasanya dibendung oleh medan magnet akan masuk ke atmosfer Bumi, mengubah iklim secara drastis dan membahayakan semua bentuk kehidupan. Bahkan jika kehidupan dapat bertahan, hanya kawasan yang sangat terbatas di sepanjang garis pantai yang mungkin bisa bertahan hidup.
Selain itu, keseimbangan ekosistem Bumi akan terganggu secara total. Tanaman dan hewan yang bergantung pada perubahan siang dan malam serta suhu yang stabil akan kesulitan bertahan. Sebagian besar spesies akan kesulitan beradaptasi dengan kondisi baru yang ekstrem ini. Hanya spesies yang sangat adaptif yang mungkin dapat bertahan hidup, dan itu pun hanya dalam wilayah yang sangat terbatas, seperti pesisir yang lebih dekat dengan zona dingin atau zona panas.
Apa yang Membuat Bumi Tetap Berotasi?
Bumi tetap berotasi hingga hari ini karena proses pembentukannya yang terjadi lebih dari 4,5 miliar tahun lalu. Pada saat Bumi terbentuk dari gas dan debu yang berputar mengelilingi Matahari, semua materi ini mulai berputar dan terus berputar hingga sekarang. Bumi dan planet lainnya tidak berhenti berputar karena tumbukan dengan objek besar yang terjadi selama pembentukannya.
Hal ini mirip dengan fenomena bola biliar, di mana dua bola yang bertabrakan akan memicu perputaran salah satunya, kecuali jika keduanya bertabrakan langsung. Jika Bumi berhenti berputar secara tiba-tiba, itu kemungkinan besar akan disebabkan oleh tumbukan besar, tetapi skenario ini sangat tidak mungkin terjadi dalam kondisi saat ini.
Sebenarnya, rotasi Bumi sangat stabil, dan sangat kecil kemungkinan bahwa gaya luar akan mengganggu perputarannya. Planet-planet di Tata Surya cenderung mempertahankan rotasi mereka selama miliaran tahun karena keterikatan gravitasi yang stabil antara planet dan benda-benda langit lainnya. Jika suatu saat terjadi tabrakan besar dengan objek seukuran planet, dampaknya akan lebih besar daripada sekadar menghentikan rotasi Bumi — hal tersebut akan membawa bencana yang jauh lebih besar bagi seluruh sistem Tata Surya kita.
Advertisement
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
Apa yang terjadi jika Bumi berhenti berotasi mendadak?
Jika Bumi berhenti tiba-tiba, semuanya yang ada di permukaan akan terus bergerak dengan kecepatan rotasi Bumi, menyebabkan kehancuran besar, termasuk tsunami, gempa bumi, dan pergeseran permukaan.
Berapa lama Bumi akan tetap berotasi jika mulai melambat?
Jika Bumi mulai melambat, prosesnya bisa berlangsung bertahun-tahun. Setiap hari akan semakin panjang, mencapai enam bulan di setiap belahan bumi.
Apakah kehidupan masih bisa bertahan jika Bumi berhenti berputar?
Kehidupan akan sangat terancam karena suhu ekstrem dan hilangnya medan magnet yang melindungi Bumi dari radiasi. Hanya daerah pesisir yang sangat sempit mungkin bisa bertahan.
