Jokowi Tak Risau Ada Menteri Hina Dirinya

Menteri Sekretaris Negara, Pratikno mengungkapkan kalau Presiden telah mengetahui siapa nama menteri yang disebut menghinanya.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 30 Jun 2015, 10:15 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2015, 10:15 WIB
Jokowi Temukan Ketidakefisienan Senilai Rp 780 Triliun di Tanjung Priok
Presiden Jokowi memantau Ruang Pemantauan Ekspor Impor di Indonesia Port Corporation (IPC) Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (17/6/2015). Jokowi mencatat ada ketidakefisienan mencapai Rp 780 T dalam pengelolaan pelabuhan tersebut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sekretaris Negara Kabinet Jokowi-JK, Pratikno mengungkapkan kalau Presiden telah mengetahui siapa menteri yang disebut-sebut menghinanya. Namun demikian, orang nomor satu di Indonesia itu memilih untuk tidak mau ambil pusing dengan kemunculan kabar tersebut, dan justru meminta para menteri tak terpengaruh hal tersebut.

"Beliau memilih untuk ‎tidak peduli, cuek-cuek saja. ‎Dan Presiden sudah komunikasi dengan saya, tadi pagi beliau perjalanan ke luar kota juga telepon-teleponan," ujar Pratikno di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (30/6/2015).

Ia pun menyampaikan komunikasi yang dilakukan antara dirinya dengan Presiden Jokowi saat menyampaikan mengenai kabar tersebut. Kepada Pratikno, Jokowi mengaku tidak mau memikirkan hal tersebut bahwa yang terpenting para menteri di Kabinet Kerja tetap bekerja cepat.

"Saya tanya, Pak sudah baca? Sudah, Saya cuma mau lapor itu saja. Beliau bilang, sudah, saya sudah tahu. Tolong sampaikan kepada para menteri untuk tetap kerja ngebut. Ini kinerja ditunggu rakyat, terkait dengan persiapan dengan IdulFitri, infrastruktur, serapan anggaran semua harus ngebut. Bayangan saya presiden akan jawab kerja, kerja kerja, tapi ternyata kerja ngebut," tutur Pratikno.

Walau telah mengetahui siapa menteri yang dimaksud, namun Jokowi berharap kekompakkan dan ritme kerja para menteri tidak berubah. Ia menginginkan bawahannya untuk tetap bekerja cepat.

"Risaunya adalah kalau itu mengurangi speed dari menteri. Beliau kan selalu konsisten bahwa kita harus meningkatkan kerja dan kapasitas delivery ke rakyat, selalu pertimbangannya itu. Presiden juga selalu tidak mudah terpengaruh, beliau itu saja pesannya, kerja ngebut," ucap Pratikno.

Lalu, apakah menteri tersebut akan menerima sanksi dari Presiden Jokowi? Pratikno mengaku tidak membahas hal tersebut saat bertemu Presiden pagi tadi. "Enggak ada ada pembicaraan itu, kerja ngebut. Ini beberapa waktu terlahir selalu menggunakan kata kerja ngebut," pungkas Pratikno. (Tnt/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya