Liputan6.com, Pekanbaru - Nani tidak pernah menyangka akan berpisah secepat ini dengan putra sulung tercintanya, Letda Penerbang Dian Sukma Pasaribu. Kopilot Hercules C-130 itu ikut tewas setelah pesawat yang diawakinya jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara.
Nani masih ingat, sehari sebelum kecelakaan itu terjadi, Dian berencana mengajak 2 adik laki-lakinya untuk terbang bersama. Tak seperti abangnya yang kopilot, adik-adik Dian memang belum pernah merasakan naik pesawat.
"Abang (Dian) ngobrol-ngobrol sama adik-adiknya, bercengkerama biasa melalui handphone," kenang Nani kepada Liputan6.com di kediamannya, Jalan RW Mongosidi, Perumahan, Kalidoni Indah Permai, Kecamatan Kalidoni, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (1/7/2015).
"Abang rencana akan mengajak adik-adiknya untuk terbang bersama-sama. Karena adiknya belum pernah naik pesawat," imbuh dia.
Nani mengaku, dia dan keluarga tak berencana berangkat ke Medan untuk mencari informasi tentang anak pertamanya itu. Dia menyerahkan kepada keluarga suaminya, Waka Ajendem Korem 044/Gapo Palembang Kapten Arpani yang tinggal di Medan untuk memantau perkembangan informasi.
"Keluarga ayahnya ada di Medan, kemungkinan kami tidak akan ke sana. Kami menunggu kabar saja dari Palembang," ujar dia.
Pesawat Hercules C-130 dengan nomor ekor A-1310 jatuh dengan posisi terbalik di Jalan Ginting, Medan, Selasa siang kemarin pukul 11.48 WIB. Pesawat tersebut lepas landas dari Pangkalan Udara Suwondo Medan menuju Kepulauan Natuna untuk menjalankan misi Penerbangan Angkutan Udara Militer (PAUM), yaitu pengiriman logistik.
Burung besi yang dipiloti Kapten Penerbang Shandy Permana itu sempat menghubungi menara Air Traffic Control (ATC) dan menginformasikan terjadi kerusakan sehingga pihak menara menyarankan pesawat berbelok. Saat berbelok pesawat jatuh di pemukiman warga. (Ndy/Mut)