16 Jenazah Korban Hercules yang Jatuh di Medan Tiba di Halim

16 Jenazah itu tiba dengan menggunakan 2 pesawat berbeda, yakni Pesawat CN 295 A-2905 dan Pesawat Boieng 737 A-7304.

oleh Oscar Ferri diperbarui 01 Jul 2015, 19:08 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2015, 19:08 WIB
20150701-Persiapan-Penerimaan-Jenazah-Korban-Pesawat-Hercules-Jakarta4
Mobil ambulans dipersiapkan untuk menerima jenazah korban jatuhnya Pesawat TNI AU Hercules C-130 yang akan tiba di Lanud Halim, Jakarta, Rabu (1/7/2015). Peristiwa nahas tersebut merenggut sekitar 122 korban jiwa. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 16 jenazah korban tragedi jatuhnya pesawat Hercules C-130 dengan nomor ekor A-1310 tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. 16 Jenazah itu tiba dengan menggunakan 2 pesawat berbeda, yakni Pesawat CN 295 A-2905 dan Pesawat Boieng 737 A-7304.

Pantauan Liputan6.com, Rabu (1/7/2015), Pesawat CN 295 terlebih dulu landing di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma sekitar pukul 17.30 WIB. Dari informasi yang diterima, pesawat yang dipiloti Letnan Kolonel Penerbang Lili itu membawa 9 jenazah.

Ke-9 jenazah itu, yakni Letda Agus Priyadi, Wiliam Habijary, Kapten Pnb Sandy Permana, Peltu Ngateman, Peltu Yahya Komari, Pelda Agus Purwanto, Pelda Parijo, Sertu Aang Subarya, dan Serka Kaliman.

Sementara, Pesawat Boeing 737 A-3704 yang mengangkut 7 jenazah lainnya tiba tak lama kemudian. Pesawat yang dipiloti Mayor Pnb Erwin itu mendarat sekitar pukul 17.58 WIB.

Ke-7 jenazah yang diangkut pesawat itu, yakni Serka Lutfi, Serka Nofik, Serka Joko, Serka Febdri, Serma Bambang H, Pelda Andik S, dan Peltu Ibnu Kohar.

‎Pesawat Hercules C-130 dengan nomor ekor A-1310 jatuh dengan posisi terbalik di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa 30 Juni kemarin sekitar pukul 11.50 WIB.

Pesawat tersebut lepas landas dari Pangkalan Udara Suwondo, Medan sekitar pukul 11.48 WIB. Pesawat buatan tahun 1960-an itu hendak menuju Kepulauan Natuna untuk menjalankan misi Penerbangan Angkutan Udara Militer (PAUM), yakni pengiriman logistik.

Burung besi yang dipiloti Kapten Penerbang Sandy Permana itu sempat menghubungi menara Air Traffic Control (ATC) 2 menit usai take off dan menginformasikan telah terjadi kerusakan.

Saat itu, pilot juga meminta untuk return to base (RTB) ke Lanud Suwondo. Belum sempat dibalas, ATC sudah kehilangan kontak. Pesawat kemudian diketahui jatuh di pemukiman warga di Jalan Jamin Ginting. (Ali/Ein)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya