Kronologi Penodongan Pistol Mainan ke Dokter di RS TNI AU Manado

Insiden itu terjadi pada Minggu 6 April 2025. Saat itu, Dokter Regina Wahjoeni sedang piket, kemudian datanglah beberapa orang membawa korban kecelakaan.

oleh Yoseph Ikanubun Diperbarui 10 Apr 2025, 02:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2025, 02:00 WIB
Danlanudsri Manado Marsma TNI Antariksa Anondo SE MTr (Han) saat memberikan penjelasan terkait insiden di RS TNI AU pada, Selasa (8/4/2025).
Danlanudsri Manado Marsma TNI Antariksa Anondo SE MTr (Han) saat memberikan penjelasan terkait insiden di RS TNI AU pada, Selasa (8/4/2025).... Selengkapnya

Liputan6.com, Manado - Kasus penodongan dengan pistol terhadap seorang dokter terjadi di RS TNI AU Manado pada, Minggu (6/4/2025). Belakangan diketahui, senjata yang digunakan adalah jenis pistol mainan.

Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Sam Ratulangi (Danlanudsri) Manado Marsma TNI Antariksa Anondo SE MTr (Han) saat dikonfirmasi memberikan tanggapannya terkait insiden itu.

“Kejadian itu di RS TNI AU Manado, di mana Dokter Regina sedang piket jaga di Instalasi Gawat Darurat. Dia dokter sipil hanya memang bekerjasama dengan RS TNI AU, karena RS TNI AU belum banyak dokternya,” papar Antariksa Anondo kepada sejumlah wartawan pada, Selasa (8/4/2025).  

Insiden itu terjadi pada Minggu, 6 April 2025. Saat itu, Dokter Regina Wahjoeni sedang piket, kemudian datanglah beberapa orang membawa korban kecelakaan.

Namun, setelah dicek dari pihak rumah sakit, dalam hal ini oleh Dokter Regina, kemudian meminta ada keterangan dari pihak keluarga yakni istri korban.

“Namun ada sesuatu hal yang salah pemahaman, akhirnya terjadilah insiden yang sampai Dokter Regina ketakutan dan lari. Yah mungkin dalam kondisi belum sadar atau tidak sadar (pelaku dalam pengaruh minuman keras), orang bilang penodongan, dalam kondisi seperti itu salah paham,” papar dia.

Dia mamaparkan, saat itu pelaku mengeluarkan senjata mainan yaitu korek api yang berbentuk postol. Jadi pistolnya pistol mainan, terjadilah kesalahpahaman.

“Dokter Regina dianggap tidak cepat menangani korban, pihak yang membawa korban tersinggung sehingga terjadilah insiden itu. Tidak ada perlakuan untuk mengancam nyawa, mungkin menakut-nakuti,” tuturnya.

Dia mengatakan, kepada pihak Mabes TNI AU juga telah disampaikan bahwa tidak ada penodongan, karena itu pistol mainan, pistol korek.

Setelah itu, pihak Lanudsri Manado langsung koordinasi dan mencari sebetulnya ada apa. Karena ini antara pihak sipil dan pihak sipil meski kejadiannya di TNI AU, jadi ini diselesaikan di Polsek dengan laporan dari Lanudsri Manado.

“Laporan POM dibuat termasuk informasi yang akurat dari dokter Regina. Kemudian dicari alamat pelaku yang bernama Morits Mantiri, kami selesaikan dengan pihak yang berwajib di Polsek Mapanget,” ujarnya.

Antariksa Anondo mengatakan, intinya insiden itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Tidak perlu dipermasalahkan lagi, tidak perlu diperpanjang.

Menurutnya, sudah ada pernyataan dari kedua belah pihak bahwa tidak akan diperpanjang, diselesaikan secara kekeluargaan.

“Permasalahan ini sudah selesai,” ujarnya dalam jumpa pers yang juga dihadiri oleh Morits Mantiri dan Dokter Regina. 

Sementara itu, Morits Mantiri mengakui kesalahannya dan telah meminta maaf kepada Dokter Regina. Dia juga berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya.

“Saya minta maaf kepada Dokter Regina atas kejadian ini,” ujarnya.

Terkait insiden itu, Dokter Regina yang mewakili teman sejawat dokter serta tenaga kesehatan menyampaikan pesannya. 

“Mewakili teman sejawat para dokter dan tenaga kesehetan yang mengabdi untuk masyarakat, yang mengadbikan diri untuk kemanusiaan, agar kami jangan lagi diancam sepeti ini,” ujarnya.

Dia mengatakan, jumlah dokter hanya sedikit, jangan sampai dengan jumlah yang sedikit ini lalu dapat kejadian seperti ini. Kejadian itu jangan sampai di manapun di fasilitas kesehatan, rumah sakit, puskesmas, atau di manapun.

“Pesan untuk dokter dan tenaga kesehatan jangan takut untuk mengabdi pada kemanusiaan,” tuturnya.

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya