Sang Anak Histeris Saat Jenazah Korban Hercules Letda Agus Tiba

Sambil menghadap ke jenazah suaminya yang terbungkus bendera merah putih, sang istri Eka tak henti-hentinya menitikkan air mata.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 01 Jul 2015, 23:01 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2015, 23:01 WIB
20150701-Keluarga Korban Hercules
Keluarga Letda Agus korban pesawat Hercules histeris saat jenazah tiba di rumah. (Liputan6.com/Taufiqurrahman)

Liputan6.com, Jakarta - Serka Swet Eka terus menangis di depan jenazah suaminya Letda Kal Agus Sriyadi yang dibaringkan di ruang tamu rumahnya, Kompleks Angkasa, Jalan Bayu Nomor 909, Halim Perdana Kusumah, Jakarta Timur, Rabu (1/7/2014) malam. Letda Agus gugur dalam tugas saat pesawat Hercules yang ditumpanginya jatuh di Medan, Sumatera Utara.

Pantauan Liputan6.com di rumah duka, sambil menghadap jenazah suaminya yang terbungkus bendera merah putih, Eka tak henti-hentinya menitikkan air mata.‎ Bahkan sang anak, Rafa (5) histeris memanggil ayahnya.

"Ayah... Ayah mana?," ‎teriak Rafa di samping peti jenazah Letda Agus.

Sebelumnya Eka juga tampak menangis saat turun dari pesawat CN 2905 yang membawa jenazah suaminya. Saat turun, Eka yang ikut penerbangan dari Medan, menangis tertunduk sambil menenteng foto Agus.

Sementara itu puluhan tetangga memadati ruang tamu dan halaman ‎rumah Agus Sriyadi yang didominasi warna biru muda. Secara bergantian mereka memberikan support kepada Eka yang duduk didampingi keluarga di depan jenazah suaminya.

Sejumlah karangan bunga berjejer di depan rumah yang telah dipasang tenda untuk warga yang melayat. Tampak juga sejumlah provos berjaga di depan rumah.

Pesawat Hercules C-130 dengan nomor ekor A-1310 jatuh dengan posisi terbalik di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa 30 Juni kemarin sekitar pukul 11.50 WIB. Pesawat tersebut lepas landas dari Pangkalan Udara Suwondo, Medan sekitar pukul 11.48 WIB.

Pesawat buatan tahun 1960-an itu hendak menuju Kepulauan Natuna untuk menjalankan misi Penerbangan Angkutan Udara Militer (PAUM), yakni pengiriman logistik. Burung besi yang dipiloti Kapten Penerbang Sandy Permana itu sempat menghubungi menara Air Traffic Control (ATC) 2 menit usai take off dan menginformasikan telah terjadi kerusakan.

Saat itu, pilot juga meminta untuk return to base (RTB) ke Lanud Suwondo. Belum sempat dibalas, ATC sudah kehilangan kontak. Pesawat kemudian diketahui jatuh di pemukiman warga di Jalan Jamin Ginting. (Ali)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya