TNI-Polri Bentrok Lagi, Panglima TNI Harus Turun Tangan

Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, mengatakan penyerangan itu merupakan pekerjaan rumah bagi Panglima TNI baru, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

oleh Edhie Prayitno IgePutu Merta Surya Putra diperbarui 13 Jul 2015, 12:17 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2015, 12:17 WIB
(Lip6siang) Penyerangan
(ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta - Markas Brimob Kompi 2 di Jalan Simongan, Semarang Barat, Kota Semarang, diserang ratusan orang bersenjata laras panjang pada Minggu 12 Juli dini hari. Padahal, bulan suci Ramadan belum usai.

Kini, pihak kepolisian baik Polda Jawa Tengah maupun Mabes Polri masih belum memberikan pernyataan resmi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, penyerangan tersebut diduga dilakukan oleh oknum Penerbang Angkatan Darat (Penerbad) Kota Semarang, Jawa Tengah.

Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mengatakan, penyerangan itu merupakan pekerjaan rumah bagi Panglima TNI baru, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Menurut dia, konflik internal TNI-Polri ini akan menjadi tugas berat yang diemban Gatot.

"Insiden ini cukup kita sayangkan, karena terus saja berulang. Konflik internal ini adalah permasalahan yang menjadi PR besar bagi Pak Gatot Nurmantyo selaku panglima TNI terpilih," ujar Sukamta saat dihubungi, Senin (13/7/2015).

Politikus dari PKS ini menjelaskan tantangan Indonesia ke depan bukan hanya menyelesaikan konflik semacam ini. Adanya potensi perang asimetris, belum lagi perang proxy, semuanya berpotensi mengancam keutuhan NKRI.

"Untuk menghadapi tantangan-tantangan berat itu, TNI khususnya, harus kuat. Doktrin TNI Tri Darma Eka Karsa memiliki semangat persatuan antarmatra yang ada, AD, AL dan AU. Ketiganya bersatu dalam membela dan mempertahankan keutuhan NKRI. Tapi bagaimana bisa mengemban amanah itu kalau di internal TNI sendiri belum bersatu," sindir Sukamta.

Sekretaris Fraksi PKS itupun meminta Panglima TNI harus langsung turun tangan menengahi konflik Brimob dan Satuan Penerbad di Semarang ini. Menurut dia, jangan sampai, perang Proxy yang selama diwaspadai justru menyasar TNI sebagai target.

"Perkuat juga sistem penegakan kedisiplinan yang ada di satuan. Mestinya perwira atasan 2 level di atasnya bertanggung jawab dan memperbaiki sistem pembinaannya," pungkas Sukamta.

>> Bentrokan Batal Dilaporkan >>

Bentrokan Batal Dilaporkan

Bentrokan Batal Dilaporkan

Kendati demikian, insiden penyerbuan anggota Penerbad ke Mako Brimob Polda Jateng batal dilaporkan ke polisi. Hal ini disampaikan Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Burhanudin.

Menurut dia, laporan tindak kekerasan yang semula akan dilaporkan ke Polrestabes Semarang ternyata diurungkan atau tidak jadi dilakukan. Hal itu setelah kedua pihak yang berselisih sudah saling memaafkan.

"Laporan tidak jadi. Jadi cuma mis komunikasi anggota di sana, sudah selesai, tidak ada permasalahan. Tidak ada laporan pidana yang masuk soal itu," kata Burhanudin, Senin (13/7/2015).

Secara resmi Kepolisian menegaskan permasalahan antara oknum Brimob Polda Jateng dan Penerbad Semarang hingga mengakibatkan insiden penyerangan sudah bisa diselesaikan. Bahkan korban yang terluka dari dua belah pihak sudah saling memaafkan.

Dua korban luka dari Penerbad adalah Praka Raden dan Praka Ari wahyu Wibowo. Keduanya terluka saat terjadi kesalahpahaman di kompleks ATM BRI Jalan Abdur Rahman Saleh, Semarang. Sedangkan dua anggota Brimob yang terluka adalah Bharada Yulianto dan Brigadir Tri Mulyanto.

Menurut Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol A Liliek Darmanto, pimpinan dari dua belah pihak sudah bertemu dan sudah menyelesaikan masalah tersebut. Kesepakatannya adalah tetap memproses secara internal masing-masing. (Bob/Mut)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya