Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaha Purnama atau Ahok sudah tidak sabar mengubah segala birokrasi di Jakarta Selatan. Saat melantik Walikota baru, Tri Kurniadi, Ahok pun membeberkan bobroknya kinerja PNS di Jakarta Selatan.
"Tugasnya banyak ini. Orang pikir saya tidak sabar padahal saya nunggu 2 tahun transformasi di Selatan. Hampir seluruh lurah camat tidak aktif di Qlue (aplikasi smart city)," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Kamis (13/8/2015).
Pembiaran yang dilakukan juga sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Beberapa lokasi yang dinilai 'aman' karena sering memberi imbalan pada ppejabat akibatnya pedagang kaki lima (PKL) justu semakin menjamur.
"Jadi kayak ATM. Saya terus ingatkan walikota terdahulu, lurah Anda kalau penakut juga diganti, kalau tidak berani berarti terima suap," lanjut dia.
Mantan Bupati Belitung Timur itu juga sempat mendapat informasi adanya pengumpulan uang saat lebaran. Dia lalu menelusuri kabar itu dan berhasil menangkap tangan menerima dugaan gratifikasi di Sudin Pariwisata.
"Selatan terlalu enak, joroknya minta ampun. Saya paling enak datang ke kondangan Sabtu-Minggu ke kampung-kampung saya lihat sampah jorok. Ada PPSU lurah camat ini keenakan," imbuh dia.
Mantan politisi Golkar dan Gerindra itu juga curiga masalah pembebasan lahan untuk mass rapid Transit (MRT) tak kunjung selesai. Alasannya selalu karena trase jalan.
"Saya katakan kalau ada masalah sama SKPD lapor saya, saya pecat. Kalau kamu terima uang, saya pecat dengan tidak hormat," ujar Ahok.
Oknum lurah dan camat juga dicurigai bekerja sama dengan RT dan RW di lingkungan itu. Para RT/RW inilah yang menarik uang dari para pedagang lalu disetor ke oknum lurah dan camat. Sehingga pemecatan juga tidak dilakukan. Padahal, kata Ahok, peraturan gubernur (pergub) tentang pemecatan RT/RW sudah disediakan.
"Ada lurah yang tidak pernah setor, dicari kesalahan nih dapat. Si lurah pernah minjem jari PHL untuk absen sanksinya dipecat. Sedangkan, ada PNS yang jelas menerima Rp 70 juta hukumannya cuma penundaan eselon 1 tahun," jelas Ahok.
"Ada lagi lurah di Kebayoran Lama, dia ketok pintu salon, tempat usaha gitu ditanya izinnya mana. Kalau tidak ada diancam dibongkar, nyatanya tidak ada yang dibongkar," tutup Ahok. (Mut)
Ahok Ungkap 'Borok' Birokrasi Jakarta Selatan
Ahok sempat mendapat informasi adanya pengumpulan uang saat lebaran.
diperbarui 13 Agu 2015, 16:21 WIBDiterbitkan 13 Agu 2015, 16:21 WIB
Gubernur Ahok memberikan keterangan kepada wartawan usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (27/2/2015). Kedatangan Ahok terkait kisruh dana siluman di APBD 2015 DKI Jakarta (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cara Download Minecraft Gratis: Panduan Lengkap untuk Pemula
Pramono Anung Borong Lima Lukisan Karya Pelukis Disabilitas: Mereka Bakal Jadi Seniman Hebat
Cek di Sini, 5 Alasan Donald Trump Bisa Menang Pilpres AS 2024
Cara Membuat Daftar Isi Otomatis di Microsoft Word untuk Skripsi, Makalah, dan Dokumen Lainnya
Menkomdigi Sebut Akan Prioritaskan Kampanye Program Makan Bergizi Gratis
Frank Lampard Berpeluang Melatih di Liga Italia Serie A
Konsolidasi di Lumajang, Sekjen PDIP Ingatkan Rakyat Pilih Pemimpin Berprestasi Seperti Risma
Antusiasme Tinggi Peserta Latte Art Competition di Jakarta Coffee Week 2024
Buya Yahya Wanti-Wanti, Poligami kalau Caranya Begini Bisa Masuk Neraka!
Kembali Diterpa Cedera di Al Hilal, Neymar: Seperti Kram
Survei Litbang Kompas: Strong Voter RK-Suswono 67,1%, Dharma-Kun 65,1%, Pramono-Rano 68,1%
5 Alasan Kamala Harris Bisa Memenangkan Pilpres AS 2024