Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran yang terjadi di ruang komputer dan perpustakaan SMP Negeri 49, Kramatjati, Jakarta Timur mengundang keprihatinan banyak pihak. Termasuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Sebagai bentuk keprihatinan, Sekretaris Jenderal KPAI Erlinda melakukan kunjungan ke sekolah yang berada di Jalan Raya Bogor itu. Di sekolah tersebut, dia melakukan peninjauan terkait kondisi siswa dan kegiatan belajar mengajar.
"Ingin melihat sejauh mana efek dari kejadian yang dialami oleh adik-adik kita di SMPN 49," kata Erlinda di gedung SMPN 49, Jakarta, Jumat (4/8/2015).
Erlinda mengatakan, KPAI akan membantu pengobatan trauma. Sebab, masalah trauma healing merupakan faktor paling penting usai adanya bencana.
"Kami akan koordinasi dengan pihak sekolah dan elemen-elemen yang ada di sekolah. Untuk trauma healing ya kita akan lakukan bekerjasama dengan guru-guru BK di sini mungkin akan bantuan dari psikolog dan Polres Jaktim mereka juga akan bisa berikan semacama trauma healing," jelas dia.
Selain itu, agar nantinya kejadian serupa tidak terulang, KPAI mengimbau kepada setiap sekolah untuk berhati-hati dengan arus pendek listrik. KPAI juga akan segera berkoordinasi dengan dinas setempat untuk mengingatkan sekolah-sekolah di Indonesia khususnya di Jabodetabek bahwa arus pendek itu sangat berbahaya.
"Oleh karena itu untuk sekolah diberikan safety listriknya seperti apa, pengamanan bagaimana. karena pada saat seperti ini yang paling penting adalah aset negara dan sekolah, kedua efek dari trauma," pungkas Erlinda.
Kebakaran melanda SMP Negeri 49 Kramatjati, Jakarta Timur pada Kamis 3 September 2015. Si Jago Merah melalap ruangan komputer dan perpustakaan di sekolah itu.
Kepala Sekolah SMP 49 Sri Sulastri mengatakan, semangat belajar siswa-siswinya tidak pudar dengan kebakaran tersebut. Kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung seperti sedia kala. (Mvi/Ein)
Advertisement