Buwas Tanpa Jokowi

Buwas mendukung penuh upaya pemerintah menjatuhkan hukuman mati kepada bandar narkoba.

oleh Luqman RimadiNafiysul QodarPutu Merta Surya Putra diperbarui 09 Sep 2015, 00:30 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2015, 00:30 WIB
Buwas dilantik Sebagai Kepala BNN
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti memimpin pelantikan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso di Gedung BNN, Jakarta, Selasa (8/9/2015) (Liputan6.com/ Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Resmi sudah Komisaris Jenderal Budi Waseso menyandang jabatan barunya, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Jabatan baru ini diemban setelah mantan Kepala Bareskrim itu dilantik Selasa, 8 September 2015, di Gedung BNN, Jakarta. Budi Waseso dilantik oleh Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti.

Mengenakan jas, pria yang akrab disapa Buwas itu tampaknya gugup menghadapi hari bersejarah dalam hidupnya itu. Ini terlihat ketika pelantikan, Buwas sempat salah mengucapkan sumpah hingga 3 kali.

Dia terbalik mengucapkan kata "atau" dan "tahu", sehingga Kapolri yang membacakan teks sumpah jabatan harus mengulangi kalimat itu hingga 3 kali.

"Bahwa saya tidak akan menerima hadiah atau pemberian dari siapa pun, baik yang saya tahu atau patut dapat mengira," ujar Badrodin saat membacakan sumpah. Namun Buwas mengikutinya dengan mengucapkan, "yang saya tahu dan patut dapat mengira."

Perihal kejadian ini, Buwas membantah kalau dirinya disebut gugup. "Tidak, tidak ada grogi. Kata-katanya hanya mirip saja. Terlalu panjang dan mirip-mirip," ujar Buwas saat ditemui usai pelantikan.

Buwas menjadi Kepala BNN setelah sempat memimpin bagian paling strategis di Mabes Polri yakni kepala Bareskrim. Buwas menjabat kepala Bareskrim mulai pertengahan Januari 2015. Namun belum genap setahun usia kepemimpinannya, dia kini dipindahkan ke BNN.

Toh, posisinya ini juga masih di bawah institusi Polri dan Buwas kini mengemban tugas yang tak kalah berat, perang melawan narkoba.

Posisi Buwas di Bareskrim kini telah digantikan rekannya, Komjen Anang Iskandar. Anang sebelumnya menjabat Kepala BNN dan pengangkatan Budi Waseso sebagai penggantinya tertuang dalam Keputusan Presiden RI No:139/M Tahun 2015, serta surat telegram Kapolri ST/1847/IX/2015, terhitung sejak 3 September 2015.

Tanpa Jokowi

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti (kiri) memimpin acara pelantikan Komjen Pol Budi Waseso sebagai Kepala BNN di Kantor BNN, Jakarta, Selasa (8/9). Buwas resmi menggantikan Komjen Pol Anang Iskandar sebagai Kepala BNN. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kendati mutasi jabatan ini diatur dalam Keppres, namun Presiden Joko Widodo tidak terlihat dalam pelantikan Buwas. Kemana Presiden Jokowi? Mengapa Badrodin?

Banyak kalangan mempertanyakan hal tersebut. Namun pihak Istana menjelaskan, Presiden Jokowi tidak mempunyai keharusan untuk melantik kepala lembaga seperti BNN.

"Memang itu kan dinyatakan pengangkatan dan pemberhentian (sebagai Kepala BNN) oleh Presiden. Sebenarnya kepala badan yang lain juga begitu. BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) juga begitu, tetapi ini di dalam Perpres tidak ada kewajiban dilantik Presiden," ujar‎ Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Berdasarkan Pasal 62 Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional pada ayat 1 disebut, kepala BNN diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Dan dalam ayat kedua disebutkan, t‎ata cara pengangkatan dan pemberhentian Kepala BNN dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.‎

Karena telah diatur dalam undang-undang dan tidak ada aturan yang menyebut bahwa pelantikan kepala BNN harus dilakukan oleh Presiden, maka kata Pratikno, pelantikan badan-badan negara bisa dilakukan oleh menteri atas mandat dari Presiden. ‎

"Jadi Presiden bisa melimpahkan. Jadi badan-badan lain seperti BKKBN bisa dilimpahkan ke Menkes. Begitu juga dengan BNN dilimpahkan ke Kapolri. Karena apa? BNN bertanggung jawab ke presiden di bawah koordinasi Kapolri," jelas Pratikno.

Terkait hal ini, Badrodin juga menegaskan bahwa pelantikan Buwas sebagai Kepala BNN oleh dirinya telah sesuai Keputusan Presiden.

"BNN di bawah koordinasi Kapolri. Ada juga lembaga negara yang di bawah kementerian seperti BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), tetapi BNN di bawah Kapolri. Pelantikan sebelumnya juga dilakukan Kapolri," jelas Badrodin.

Dukung Hukuman Mati

  Ilustrasi Liputan Khusus Eksekusi Mati

Saat menjabat kepala Bareskrim, tak sedikit yang memuji kinerja Buwas. Kini, semangat itu pun tak kendor di posisi barunya.

"Semua akan kita tindaklanjuti, baik mafia-mafia yang masih bisa beroperasi di lapas, maupun mafia di mana-mana. Saya akan kerja sama dengan stakeholder. Bila perlu, saya akan libatkan unsur TNI," ujar Buwas di Gedung BNN.

Dia menegaskan, ke depan BNN juga akan merangkul semua unsur masyarakat agar narkotika bisa hilang. Semua lini masyarakat, lanjut Buwas, bakal diperkuat supaya antinarkotika.

"Nanti kita lihat, seluruh unsur akan kita libatkan. Tidak terbatas pada unsur polisi," tegas dia.

Pria asal Jawa Timur itu pun ingin semua perkerjaan yang jadi tanggung jawab lembaganya bisa diselesaikan dengan baik. Untuk itu, target pemberantasan narkotika harus dilakukan secepat mungkin.

"Targetnya secepat mungkin. Saya ingin semua pekerjaan saya selesai dengan cepat. Kan penanganan narkoba ini harus dengan semangat dan agresif," tegas dia.

Dalam pemberantasan narkoba, Buwas mendukung penuh upaya pemerintah menjatuhkan hukuman mati kepada bandar narkoba. Dia menilai, para bandar memang perlu diberi hukuman berat.

"Ya seperti kata presiden. Karena sebenarnya pelaku, bandar-bandar itu adalah pembunuh generasi muda bangsa ini. Tidak ada ampun atau maaf. Selesai sudah," ungkap dia.

Punya Gaya

Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti (kiri) berjabat tangan dengan Komjen Pol Budi Waseso (kedua kiri) ditemani Komjen Pol Anang Iskandar usai upacara serah-terima jabatan di Aula Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Senin (7/9). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut Buwas, sikap tegas juga akan ditunjukkan BNN bagi aparat penegak hukum yang coba berkecimpung di bisnis barang haram ini. Dia tak segan untuk menjerat mereka ke dalam proses hukum. "Oknum tetap kita lakukan tindakan tegas," ucap dia.

Tak lupa, Buwas juga menaruh perhatian terhadap narkotika jenis baru. Dia ingin peredaran narkotika itu bisa diendus dan diberangus BNN, sehingga masyarakat tak menjadi korban.

"Kita akan antisipasi dan sosialisasi ke masyarakat bahaya-bahayanya sampai ke generasi paling bawah, SD dan TK, seperti soal permen dan makanan kecil (yang diduga mengandung narkoba) dan lain-lain,"tegas Buwas.

Kapolri sendiri tampaknya yakin dengan kinerja anak buahnya itu. Usai memimpin acara sertijab kepala Bareskrim di Mabes Polri, Senin 7 September 2015, Badrodin mengatakan, ‎Buwas sudah teruji dengan baik menangani sejumlah kasus saat masih menjabat sebagai kabareskrim.

Karena itu, Buwas dinilai layak memimpin BNN mengingat pemerintah telah mengatakan perang terhadap narkotika.

"Narkotika sudah darurat nasional. Kalau sudah gitu, bagaimana bisa memberantas? Kan harus dengan satu upaya yang betul-betul. Kalau (Buwas) sudah teruji di Bareskrim, untuk berantas narkotika kan lebih baik," ucap Badrodin.

"Semua masyarakat berkepentingan narkoba harus diberantas. Bahkan, di 2015 ada program bebas narkoba. Ini kan juga belum terwujud. Makanya kita harus berikan pimpinan BNN yang mampu mewujudkan itu," sambung dia.

Dalam menjalankan tugasnya, Buwas mengungkapkan mempunyai gaya tersendiri. Antara lain dengan terlebih dulu mendengar masukan dari seluruh stafnya.

"Saya akan melihat dulu program-program yang sudah ada. Saya akan evaluasi kembali. Saya akan dengarkan seluruh masukan dari semua staf, apa yang telah dan sedang dilakukan strategi dan langkah-langkahnya," ujar papar jenderal polisi bintang 3 ini.

Buwas meminta masyarakat bersabar untuk melihat progres pekerjaan barunya di BNN. Dia akan mengevaluasi beberapa hal, agar perang melawan narkoba dapat berjalan sesuai rencana. (Sun/Ron)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya