Penembakan Gedung ESDM Terkait Mafia Listrik?

Kepolisian masih terus bekerja untuk mengungkap kasus penembakan di Kantor Kementerian ESDM, Rasuna Said, Jakarta.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 14 Sep 2015, 07:55 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2015, 07:55 WIB
Penembakan Kantor ESDM
Proyektil peluru yang ditemukan usai penembakan di Kantor ESDM, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian masih terus bekerja untuk mengungkap kasus penembakan di Kantor Kementerian ESDM, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan yang terjadi pada Kamis 10 September 2015. Tim Satuan Tugas Khusus Polda Metro Jaya yang dibentuk untuk menguak kasus ini juga berupaya membongkar motif dan misteri sang pelaku.

Muncul beragam dugaan, salah satunya adalah aksi menebar teror oleh orang yang tidak dikenal. Ada pula beberapa peristiwa yang dikait-kaitkan dengan kasus penembakan tersebut. Salah satunya terkait isu mafia listrik.

Koordinator Satgassus Kombes Pol Khrisna Murti menerangkan, polisi saat ini masih mendalami informasi ataupun keterangan dari saksi-saksi di lokasi. Segala kemungkinan dan informasi juga dianalisa.

Tapi, imbuh Khrisna, belum ada saksi atau alat bukti yang mengarahkan kasus ini pada isu mafia listrik tersebut.

"Setiap perkembangan kami lakukan evaluasi. Kami belum bisa mengatakan sebabnya A, B, atau lain-lain. Kami akan urai masalah ini dari berbagai sudut," kata Khrisna didampingi Ketua Satgassus AKBP Herry Heryawan di Polda Metro Jaya, Jakarta pada Minggu 13 September 2015.

Yang jelas, kata dia, sudah terlihat dan ditemukan sejumlah barang bukti di tempat kejadian perkara. Namun, pihaknya akan menelusuri lagi untuk mengetahui penyebab peristiwa itu.

Untuk rekayasa forensik yang dilakukan laboratorium forensik, tergambarkan arah tembakan berasal dari mana. Itu kurang lebih dari atas jalan layang, 35 meter dari kaca bangunan.

"Nah kalau 35 meter itu ditarik, posisinya bukan dari bawah tapi sejajar dan itu di jalan layang. Secara deduktif juga akan dilakukan penyelidikan," beber Khrisna.

Karena itu tim terus bekerja siang-malam membongkar misteri penembakan yang memecahkan kaca di ruangan Stafsus Menteri ESDM Sudirman Said, Widyawan. "Apa itu penembakan, apa kesengajaan, apakah ketidaksengajaan dan kelalaian kami sedang cari tahu," pungkas Khrisna.

Gedung Kementerian ESDM di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, ditembak orang tak dikenal pada 10 September lalu. Polisi terus menyelidiki kasus penembakan misterius ini.

Sementara itu Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol M Iqbal sebelumnya mengatakan, tembakan ini diarahkan ke lantai 4 gedung milik pelat merah itu. Akibat penembakan tersebut kaca pun pecah, namun tidak ada korban jiwa karena kondisi ruangan kosong.

Hasil analisa sementara, penembak diduga menggunakan senjata rakitan, karena bekas peluru di kaca tidak beraturan.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli meminta kepada Direktur Utama PLN Sofyan Basyir, untuk mengeksekusi 2 hal terkait listrik nasional. 2 hal itu yakni, memberantas monopoli listrik dan menetapkan biaya administrasi maksimal, sehingga tidak ada permainan harga dari mafia token listrik.

Usai konferensi pers terkait pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW), Rizal Ramli membeberkan permainan monopoli di lingkungan PLN yang mewajibkan penggunaan pulsa listrik bagi masyarakat. Hal ini terjadi sejak dulu sampai sekarang.

"Ada yang main monopoli di PLN, itu kejam sekali. Karena ada keluarga yang anaknya masih belajar jam 8 malam, tiba-tiba pulsa habis. Mencari pulsa listrik tidak semudah mencari pulsa telepon," tutur Rizal Ramli di kantornya, Jakarta, Senin 7 September 2015. (Ndy/Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya